BERTUAHPOS.COM — Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) terkoreksi pada perdagangan Senin, 2 Desember 2024, sebagaimana dilansir dari Bloomberg Technoz.
Setelah mencatat kenaikan selama lima hari berturut-turut, harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Februari ditutup melemah 1,24% ke level MYR 4.958/ton dibandingkan penutupan akhir pekan sebelumnya.
Koreksi ini terjadi setelah harga CPO melesat 8,25% dalam lima hari terakhir. Sepanjang November, harga CPO mencatat kenaikan sebesar 6,9%, menandai penguatan bulanan selama empat bulan berturut-turut. Hingga tahun ini (year-to-date/ytd), harga CPO tercatat melonjak hampir 30%, menjadikannya salah satu komoditas dengan kinerja terbaik pada 2024.
Namun, kenaikan signifikan ini membuat para investor melakukan aksi ambil untung (profit taking), yang menjadi salah satu faktor penekan harga CPO.
Pengaruh Harga Minyak Nabati Lain
Selain aksi ambil untung, penurunan harga CPO juga dipengaruhi oleh pelemahan harga minyak nabati lainnya.
Harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) turun 0,98%, sementara di Chicago Board of Trade (AS) melemah 0,34%. Harga minyak biji bunga matahari juga mengalami penurunan sebesar 0,41%.
Ketika harga minyak nabati pesaing lebih murah, daya tarik untuk beralih ke CPO menjadi berkurang karena komoditas tersebut saling menggantikan di pasar.
Tekanan Belum Berakhir
Dari analisis teknikal dengan perspektif harian, harga CPO masih berada di zona bullish, terlihat dari indikator Relative Strength Index (RSI) sebesar 66,35 (di atas 50). Namun, indikator Stochastic RSI berada di level 48,43, menunjukkan tekanan jual meskipun tidak terlalu kuat.
Tekanan terhadap harga CPO diperkirakan belum berakhir. Target support terdekat berada di MYR 4.946/ton, dan jika tertembus, harga berpotensi melemah ke kisaran MYR 4.931-4.824/ton.
Sementara itu, target resisten terdekat berada di MYR 5.040/ton. Penembusan di atas level ini dapat mendorong harga naik menuju MYR 5.059-5.107/ton.***