Seperti India dan China, negara ini menjadi tujuan ekspor terbesar bagi Riau. Selain itu, pergerakan harga CPO juga akan berdampak terhadap harga TBS kelapa sawit Riau.
BERTUAHPOS.COM — Sepekan kemarin, harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil/CPO berada dalam tekanan di pasar bursa. Harganya cenderung melemah signifikan. Penyebabnya, lesunya perintaan dan dinamika harga minya nabati lainnya. Situasinya menjadi kurang mendukung untuk bangkit.
Pergerakan harga CPO di pasar global tidak hanya berdampak terhadap harga CPO lokal. Riau merupakan salah satu daerah penghasil CPO terbesar. Selain untuk pasar domestik, produksi CPO dari Riau juga memenuhi permintaan pasar internasional.
Seperti India dan China. Negara menjadi tujuan ekspor terbesar bagi Riau. Selain itu, pergerakan harga CPO juga akan berdampak terhadap harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit Riau.
Harga CPO Melorot Dua Minggu Belakangan
Pada perdagangan Jumat, 20 Desember 2024, harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Maret, close di level MYR 4.434 per ton. Turun 1,64% dari 19 Desember 2024.
Harga CPO bahkan tercatat anjlok hingga 9,6%, secara mingguan. Kondisi ini memperpanjang grafik penurunan turun dalam dua minggu berturut-turut.
Sejumlah perusahaan kargo melaporkan bahwa ekspor CPO Malaysia pada periode 1-20 Desember turun dalam kisaran 7,6-8,3% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Selain itu, harga minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai di Chicago Board of Trade turut mengalami pelemahan.
Akhir pekan lalu, harga minyak kedelai turun 0,4%. Penurunan ini membuat daya tarik CPO sebagai alternatif minyak nabati berkurang, mengingat kedua komoditas ini sering saling menggantikan.
Menurut laporan Bloomberg, secara teknikal ada peluang harga untuk bangkit dalam waktu dekat. Berdasarkan analisis mingguan (weekly time frame), indikator Relative Strength Index (RSI) berada di level 54,76.
Posisi ini menunjukkan CPO berada di zona bullish, meskipun belum sepenuhnya kuat dan masih cenderung netral.
Namun, indikator Stochastic RSI berada di 11,21, di bawah level 20 yang mengindikasikan kondisi jenuh jual (oversold). Hal ini membuka peluang bagi harga CPO untuk mengalami rebound.
Kendati demikian, bagi pelaku pasar, pekan ini menjadi momen penting untuk memantau arah harga CPO, terutama dengan potensi dinamika pasar yang lebih volatile atau mudah berubah.***