BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau menyoroti ratusan juta rupiah anggaran yang dihabiskan oleh Manajemen Bank Riau Kepri hanya untuk kegiatan FGD internal BPD itu. Cara-cara seperti ini hanyalah bentuk pemborosan dan pihak manajemen Bank Riau Kepri sudah mengambil keputusan yang keliru.
Baca: Wah… PT Bank Riau Kepri Habiskan Rp203 Juta Hanya Untuk Diskusi Grup
“Mengeluarkan biaya ratusan juta untuk FGD atau pengutan kapasitas, sementara fasilitas pendukung milik bank Riau sendiri tersedia dengan layak, adalah keputusan management yang keliru,” kata Koordinator Fitra Riau, Triono Hadi kepada bertuahpos.com, Rabu, 4 Maret 2020.
Dia menyatakan, bahwa perusahaan melakukan penguatan kapasitas SDM internal terhadap hal-hal tertentu yang menyangkut kinerja perusahaan memang sangat perlu dan didudukung dengan pendanaan. Tapi bukan dengan cara berlebihan.
Padahal, kata dia, perbankan plat merah itu punya fasilitas gedung yang relatif representatif untuk melakukan diskusi serta rapat-rapat. Namun kenyataannya pihak manajemen malah menggelar kegiatan di Tanjung Pinang selama 2 hari dan menghabiskan dana hingga Rp203 juta. (Baca: Bank Riau Kepri ‘Langganan’ Denda dari Pihak Regulator, Mulai Puluhan Hingga Ratusan Juta)
“Tentu dari sisi anggaran, untuk mengcover peserta lebih dari 20 orang, dengan asumsi 1 orang anggaran yang disediakan lebih dari Rp8 juta per orang. Intinya, perusahaan harus efisien dan efktif dalam pengelolaan keuangan,” ungkapnya.
Triono menilai seharusnya direksi lebih efisien dalam penggunaan dana perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang relatif dapat dilakukan dengan pembiayaan yang efisien dan efketif.
“Menurut kami Komisaris perlu mengvaluasi lah rencana-rencana kegiatan perusahaan secara keseluruhan untuk satu tahun kedepan. Bisa jadi, pada item kerja operasional lainnya pada devisi-devisi lainnya mungkin lebih tidak efisien rencana pembiayaannya,” sambung Triono.
“Pesannya, jangan karena ini perusahaan daerah, direksi, pejabat, pegawai semena- mena menghabiskan dana perusahaan tanpa pertimbangan yang baik. Begitujuga untuk perusahaan BUMD yang lain,” sebutnya.
Untuk diketahui, meski memiliki gedung yang cukup megah, ternyata manajemen Bank Riau Kepri masih menggunakan hotel untuk kegiatan fokus diskusi grup (Focus Group Discussion). Tak tanggung-tanggung dana yang dihabiskan mencapai Rp203 juta hanya untuk sekali kegiatan selama dua hari.
Anehnya, meski pesertanya berasal dari Pekanbaru, namun kegiatan dilaksanakan di Hotel Tanjung Pinang. Dari dokumen yang diperoleh bertuahpos kegiatan Focus Discusion Grup ini berlangsung di Hotel Tanjung Pinang tanggal 15-16 Februari 2020, dengan anggaran biaya Rp203 juta.
Kegiatan dan anggaran ini disetujui oleh Azhar Efendi Pindiv Komersil, Muhammad Affan, Pindif MKM, Andi Mulya, Pindiv Konsumer, Said Syamsuri, Pindiv Syariah, serta disetujui oleh direksi salah satunya Tengku Irawan.
Baca: Ditanya Soal Pengadaan Software Bank Riau Kepri 4,7M, Manajemen Bank Riau Kepri Pilih Bungkam
Baca: Ada Kejahatan Perbankan di Bank Riau Kepri? Syamsuar: Tetap Harus Diproses Hukum
Sementara peserta diskusi seluruhnya dari Pekanbaru, di antaranya, Direktur Kredit dan Syariah, lima Pemimpin Devisi, 13 Pemimpin Bagian dan satu Pemimpin Task Pelaporan.
Tengku Irawan, Direktur Kredit dan Syariah PT Bank Riau Kepri ketika dikonfirmasi, tidak menampik soal anggaran Rp203 juta untuk focus discution grup tersebut. Ia menyatakan budget tersebut sudah sesuai anggaran.
Ketika ditanya mengapa kegiatan tersebut harus dilaksanakan di Tanjung Pinang, sementara pesertanya berasal dari Pekanbaru dan PT BRK memiliki Menara Bank Riau Kepri yang megah di Kota Pekanbaru, Tengku Irawan, tidak memberikan alasan dengan jelas.
“Iya ya, seperti business meeting, kebetulan kemarin di Pinang untuk awal 2020 ini. Maret ini mungkin di Bangkinang jika tak berubah,” ujarnya.
Tengku Irawan juga berdalih kegiatan tersebut dalam rangka memberikan motivasi tim bisnis. “Mereka membuat kebijakan tidak menggunakan konsultan, jadi dibuat tim internal saja. Jadi biar cepat selesai,” ujarnya. (bpc3)