BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Jika ijazah tak menjamin seseorang mendapat pekerjaan, maka solusi terbaiknya skill.
Skill yang mumpuni tak cuma membuat seseorang mendapatkan pekerjaan, tapi lebih dari itu. Jangan heran jika kita menemukan ada banyak orang sukses tapi pendidikannya berantakan.
Pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Bahkan, di Riau telah lebih dulu menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penguatan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Melalui Kemitraan dengan Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja.
Apakah ini menjawab tantangan dunia kerja? Bukankah seharusnya pola pendidikan ini memperbaiki kualitas SDM lokal? Seharusnya begitu.
Pendidikan vokasi sejatinya memudahkan para pendidik untuk mengetahui bakat anak didiknya, sehingga dapat difokuskan pada satu bidang sesuai dengan kemampuannya.
“Menekuni satu bidang itu jauh lebih efektif,” kata Gubernur Riau saat memberikan sambutan di hadapan ratusan siswa di SMKN 3 Mandau Kabupaten Bengkalis, Jumat, 4 Agustus 2023.
Syamsuar juga yakni bahwa pendidikan vokasi menjadi solusi untuk menciptakan SDM yang kompetitif, siap terjun ke dunia kerja.
Program yang dianggapnya sangat strategis untuk menghasilkan pekerja terampil yang dibutuhkan industri, dunia usaha, bahkan menciptakan lapangan pekerjaan.
Lantas Bagaimana dengan Program Akademik?
Perbedaan utama antara program vokasi dan akademik terletak pada output yang dihasilkan dari tujuan pendidikannya
Jika pada program akademik, perkuliahan difokuskan mendidik dengan tujuan agar mahasiswa dapat menguasai, mendalami, serta mengembangkan disiplin keilmuan yang ditekuni.
Maka di program vokasi memiliki tujuan yang lebih spesifik. Tujuan studi untuk membuat anak didik menguasai keahlian tertentu secara spesifik.
Pendidikan ini lebih mengedepankan pada cara, untuk menjawab bagaimana dan mengapa, baik dalam bidang teknik, ekonomi, pariwisata, perkebunan dan lain sebagainya.
Itulah mengapa pendidikan pola vokasi lebih dulu penting untuk mengetahui apa minat dan bakat anak.
Kelebihan Kekurangan Program Vokasi dan Program Akademik
Di bidang akademik, anak didik dituntut untuk mendalami ilmu suatu bidang yang ditekuni. Misalnya pada Ilmu Komunikasi, kita akan membolak-balik bejibun teori tentang komunikasi, sampai kita menemukan polanya sendiri.
Yang mana nantinya ilmu itu berguna untuk pengembangan pengetahuan pada tahun-tahun berikutnya. Program ini cocok untuk anak yang ingin terus mengembangkan titel akademiknya, sehingga dia bisa menjadi dosen, doktor hingga profesor pada bidang tertentu.
Sedangkan di program vokasi keunggulannya tentu saja berbeda. Masa akademik akan dilalui dengan waktu yang lebih singkat. Mungkin D1, D2, D3, atau D4.
Program vokasi, lebih menekankan pendidikan praktikal dengan tujuan mempersiapkan para orang yang dengan skill dan kemampuan cukup untuk terjun ke dunia kerja.
Kekurangan dari program vokasi terletak pada proses yang lebih panjang ketika ingin melanjutkan ke pendidikan sarjana.
Untuk program ekstensi, pendidikan vokasi ke akademik memang membutuhkan waktu yang lebih lama walau memang tidak perlu mengulang dari awal.
Selain itu, beberapa perusahaan dan posisi mensyaratkan gelar akademik yang lebih tinggi sebagai kandidatnya.
Bahkan untuk promosi jabatan tertentu, dibutuhkan kesetaraan gelar yang juga lebih tinggi sehingga para diploma ini dituntut melanjutkan pendidikan lanjutan.
Sedangkan untuk program akademik, kekurangannya terletak pada waktu pelaksanaan pendidikan yang lebih lama.
Hal ini tentu akan membutuhkan biaya pendidikan yang lebih banyak. Kemudian untuk program akademik juga lebih menekankan kepada fokus ilmu teori dibandingkan praktik.
Hal tersebut menyebabkan para peserta didik dituntut untuk melatih softskills di luar pendidikan formal di dalam kelas.
Selain itu, beberapa jurusan pada program akademik juga membutuhkan pendidikan profesi lanjutan sebelum dapat terjun bekerja.
Sedangkan untuk lapangan pekerjaan akan lebih bersaing, apalagi karena pendidikan yang hanya ditekankan pada teori, menyebabkan para mereka harus lebih ekstra mencari pengalaman kerja.
Silahkan tentukan pilihan Anda.***