BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kawasan Industri Tanjung Buton ditawarkan kepada calon investor yang mulai melirik untuk berinvestasi di Riau. Lokasinya cukup strategis. Namun dalam perjalanannya, kawasan ini seperti punya ‘kutukan’. Setiap calon investor yang ingin masuk selalu mundur. Ini salah satu ‘jualan’ Pemprov Riau yang sampai kini ‘belum laku’.
Jika ditelusuri melalui mesih pencari google, banyak sekali bahan-bahan ‘jualan’ yang menawarkan kawasan ini kepada investor. Salah satu master plan terhadap pengembangan kawasan ini dijelaskan cukup rinci dalam salah satu website milik pemerintah daerah, dimana pengembangannya masih berkutat pada persoalan infrastruktur.
Inilah yang menjadi salah satu kendala mengapa kawasan Tanjung Buton belum betul-betul menarik investor untuk sertakan modal secara serius. “(Infrastruktur) itu yang harus dibenahi dulu,” kata Asisten II Setdaprov Riau Evarefita, Rabu, 01 Juli 2020.
Pemprov Riau sebenarnya sadar betul bahwa poin terpenting untuk suatu kawasan industri itu adalah dukungan infrastruktur yang memadai, “kan yang nomor 1 untuk kawasan industri itu ya (dukungan) infrastruktur. Pak Gub, sekarang sudah menuju ke arah sana,” ungkapnya.
Dia juga membenarkan bahwa sejak dulu ada banyak sektor industri yang berminat untuk menggarap kawasan Tanjung Buton.
Namun semakin ke sini, ketidakminatan itu ditunjukkan dengan tidak adanya kabar tindaklanjut dari calon investor. Lagi-lagi ‘jualan’ harus dilakukan lebih gencar agar ada peminat baru.
“Beru-beru ini ada calon investor yang bergerak pada industri bijih besi di kawasan itu. Mereka baru akan melihat, eh keburu COVID-19 datang,” katanya.
Beberapa upaya yang kini tengah disusun, kata Evarefita, kawasan ini sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sudah terdaftar dalam kawasan industri strategis (KIS), dan infrastrukturnya baru akan ditata. Ketika (infrastruktur) sudah berjalan, daya tawar akan lebih baik. “Pak Gub sedang menuju ke sana,” katanya.
Dinas PUPR Provinsi Riau kini diminta untuk membenahi kembali skrenario terkait infrastruktur jalan yang mungkin akan diintegrasikan antara jalan nasional, provinsi dan kabupaten. Itupun masih akan di-sounding dengan program pusat agar selaras. “Dan Pak Gub juga masih mengkaji beberapa opsi lain lah,” kelasnya.
Kawasan Industri Tanjung Buton
Data dari Badan Penanam Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pemkab Siak 2014 pernah memuat sebuah rancangan terhadap kawasan ini, dan masih bisa dibaca silakan website mereka.
Pengembangan kawasan industri ini diarahkan pada pengembangan tahap dasar dimana yang diprioritaskan pada pengembangan pelabuhan.
Lahan tersedia seluas 300 ha, pembangkit listrik dengan lahan tersedia 10 ha, sarana air bersih dengan lahan tersedia 34 ha, dan industri penunjang migas dengan lahan tersedia seluas 285,90 ha dan industri pengolahan sawit 92 ha.
Pemanfaatannya antara lain oleh industri perkebunan, turunan dari hasil hutan, pulp dan turunannya, industri berbasis minyak bumi (petro kimia), Industri berbasis perkebunan kelapa (coconut) turunan dari hasil karet, industri berbasi perikanan, penunjang industri migas dan penunjang IKM. (bpc2)