BERTUAHPOS.COM — Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan pembangunan fasilitas produksi bioavtur atau sustainable aviation fuel (SAF) di Riau. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, jika fasilitas ini mulai beroperasi, kewajiban penggunaan bioavtur dalam negeri akan ditetapkan.
“Kita juga sedang siapkan di Riau untuk kapasitas sekitar 300.000 ton. Kalau produksinya sudah ada, baru kita tentukan apakah akan menggunakan 1% atau 2%,” kata Airlangga dalam agenda Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025, awal pekan lalu.
Airlangga menjelaskan bahwa pengembangan bioavtur di Indonesia menjadi langkah penting dalam mendukung transisi energi terbarukan yang ramah lingkungan dan rendah emisi karbon. Indonesia juga berupaya mengejar ketertinggalan dari negara tetangga seperti Singapura yang telah mengembangkan produksi SAF, meski bahan bakunya berupa minyak jelantah dan minyak inti kelapa sawit (PKO) diperoleh dari Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Pertamina telah siap memproduksi bioavtur untuk mendukung implementasi bahan bakar ramah lingkungan tersebut. “Ya, rencananya demikian dan Pertamina sudah siap dari sisi produksi,” ujar Sekretaris Jenderal ESDM Dadan Kusdiana pada Agustus lalu.
Berdasarkan peta jalan pemerintah, penggunaan bioavtur sebesar 1% ditargetkan mulai berlaku pada 2027. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat transisi energi hijau di sektor penerbangan sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.***