BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Asosiasi Muslim Penyelenggaraan Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) mengkritisi mudahnya pemerintah menunjuk dua unicorn untuk menggarap umroh digital. Sementara disisi lain, pihak travel harus memenuhi banyak persyaratan untuk mendapatkan izin Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU).
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Amphuri, Ali Basuki kepada bertuahpos.com, Jumat 19 Juli 2019.
Baca :Â Amphuri: Ratusan Ribu Tenaga Kerja Terancam Jika Dua Unicorn Masuk Bisnis Umroh
“Penunjukkan traveloka dan tokopedia juga dipertanyakan, karena gak bisa sembarangan penunjukan, harus ada lelang dan sebagainya. Sementara, kami harus susah payah memenuhi banyak persyaratan untuk mendapatkan izin PPIU,” kata Ali.
Ali mengatakan seharusnya pemerintah melihat kembali aturan, terutama Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2019 yang menyatakan yang menyelenggarakan umroh adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang beragama Islam.
“Kita minta, pemerintah melihat lagi aturan yang dibuat pemerintah itu sendiri. UU Nomor 8 Tahun 2019 menyatakan yang menyelenggarakan umroh adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang beragama Islam. Dan kita tidak tahu, apa status keagamaan pemilik traveloka dan tokopedia ini,” ujar Ali.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menggandeng dua unicorn, Traveloka dan Tokopedia untuk mengembangkan startup umroh digital. Hal ini sebagai bagian dari MoU kolaborasi digital Indonesia-Arab Saudi.
Umroh digital ini sendiri adalah platform khusus yang disebut akan memberikan efesien waktu dan biaya kepada jemaah umroh. Arab Saudi dan startup Indonesia akan bekerja sama membangun platform umroh digital ini.
“Saya yakin Traveloka dan Tokopedia mampu mengembangkannya, karena mereka punya banyak ahli dan programmer,” kata Menteri Kominfo, Rudiantara.
Rudiantara mengatakan alasan penunjukan Traveloka adalah karena mereka sudah terbukti mampu berekspansi di luar negeri.
“Traveloka kan secara de facto sudah berkembang di luar Indonesia. Tokopedia fokusnya di Indonesia,” ujar Rudiantara.
Menurut Rudiantara, ada banyak keuntungan bagi Indonesia dari umroh digital ini. Menurut dia, keuntungan akan didapat unicorn (traveloka dan tokopedia), untuk pebisnis di Indonesia, dan untuk masyarakat Indonesia. Meski Rudiantara tak menjelaskan lebih jauh seperti apa keuntungan tersebut. (bpc2)