BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Beredarnya undangan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau, memperkuat dugaan kisruh di internal MUI Riau hingga kini masih terjadi.
Dalam undangan tersebut, Musdalub MUI Riau diagendakan pada Rabu besok, 27 Juli 2022, di Mesjid Raya An-Nur, Jalan Hang Tuah, Pekanbaru.
Perlunya dilakukan Musdalub MUI Riau diduga lantaran dipicu ketidakpuasan para pengurus terhadap Ketua MUI saat ini, Prof Ilyas Husti yang terpilih pada 2020 lalu.
Bahkan beberapa hari lalu, Sekretaris Umum MUI Provinsi Riau Abunawas mengundurkan diri dari jabatannya. Dia menjadi satu dari beberapa pengurus MUI Riau lainnya yang lebih dulu mengambil langkah seperti itu.
“Dari informasi yang saya dapat sudah ada 8 MUI kota dan kabupaten tambah 19 Ormas Islam, tampaknya Musdalub MUI Riau itu sudah tidak bisa ditolak lagi,” kata Ketua Penasehat Persatuan Islam (Persis) Ustaz Yana Mulyana saat dihubungi Bertuahpos.com, Sabtu, 23 Juli 2022 di Pekanbaru.
“Saya secara pribadi tidak mengikuti intens bagaimana kegiatan MUI Riau pasca Musda tahun 2020 itu, karena memang sejak awal saya sudah menarik diri. Namun, dari beberapa komunikasi saya dengan beberapa orang di Kepengurusan MUI Riau yang sekarang, memang tak ada hal yang istimewa yang terjadi untuk sekarang,” sambungnya.
Dia menambahkan, ada banyak kegiatan-kegiatan MUI Riau sekarang yang kurang berjalan. Secara prinsip, Yana sedikit menarik diri jika ulama harus mengevaluasi ulama karena ini masalah etis tidak etis. “Kita sadar, ini kurang pas rasanya,” jelasnya.
Namun demikian, kata dia, apakah program kerja MUI sebagai ‘rumah besar’ para ulama di Riau berjalan? “Saya dapat informasi dari teman-teman di dalam, ya begitu-begitu saja,” jelasnya.
Yana Mulyana menambahkan, jika memang perlu dilakukan atau diselenggarakan Musdalub terhadap kepengurusan MUI Riau, diharapkan ke depan organisasi ini membawa perubahan signifikan.
Dia menyebut, apa yang terjadi di MUI Riau saat ini merupakan dampak dari proses awal pada Musda MUI Riau tahun 2020 lalu. “Banyak yang kurang pas, banyak tarik menarik yang tidak pada tempatnya terjadi di kalangan para ulama di Riau. Itu awalnya,” ucapnya.
Dari apa yang terjadi, Ustaz Yana Mulyana memilih lebih dulu untuk menarik diri dari dan tidak ingin terlibat lebih jauh. Dia orang pertama yang mengundurkan diri dari kepengurusan MUI Riau ketika itu.
“Sehingga saya memutuskan menjadi orang pertama yang mengundurkan diri. Kemudian diikuti oleh hampir 12 pengurus. Ya sudah, kita beri kesempatan kepada Pak Ilyas sebagai Ketua terpilih saat itu, tapi ternyata baru satu setengah tahun malah seperti ini kondisinya,” jelasnya.
Dia menambahkan, jika memang MUI dinilai tak lagi berjalan sesuai dengan jalurnya, kata dia, maka Musdalub harus dilakukan. Dengan kata lain, apa yang terjadi di MUI Riau saat ini tidak seharusnya dibiarkan berlama-lama.
“Karena nanti masyarakat bingung dan bertanya-tanya, apa kerja besar dari MUI Riau. Musdalub mungkin tak bisa dielakkan lagi, nampaknya. Karena dari pengurus MUI kabupaten dan kota, di internal MUI Riau sendiri, lalu Ormas Islam juga suaranya hampir sama,” jelasnya.
Dengan adanya Musdalub nanti, para ulama di Riau bermusyawarah untuk meletakkan kembali MUI Riau pada trek-nya (jalan-red) sebagai tempat perkumpulan para ulama. “Tidak lagi lah ada tarik menarik ke politik, kepentingan yang tak jelas agendanya, kita harap tidak ada lagi seperti itu.
Kepada Bertuahpos.com, Ustaz Yana Mulyana juga memastikan bahwa di sudah dapat undangan Musdalub MUI Riau yang rencananya akan digelar pada Rabu, 27 Juli 2022 nanti, di Mesjid Raya An-Nur Pekanbaru. “Undangan saya sudah dapat. Insya Allah, saya akan hadir di sana,” tuturnya.
Sebagaimana dari beberapa pemberitaan sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau, Prof Dr H Ilyas Husti MA angkat bicara terkait desakan dari ormas-ormas Islam di Riau untuk digelarnya Musdalub untuk menggantikan dirinya.
Dia mengatakan bahwa sampai saat ini, tidak ada satupun organisasi Islam yang datang padanya untuk menyampaikan hal tersebut. Dia juga mengaku selalu menghadiri setiap kegiatan Ormas Islam dan tetap terus menjaga komunikasi dan silaturahmi.
Ilyas juga mengklaim, dirinya sebagai ketua MUI Riau, selalu melibatkan ormas dalam setiap kegiatan. Dia turut mengklarifikasi tuduhan MUI Riau yang pergi plesiran ke Kepri.
“Saya tidak ikut ke Kepri. Tapi saya jelaskan. Di Batam itu, posisi MUI Batam dalam sertifikat halal kan bagus, jadi kita ke sana dalam rangka memberikan support. Makanya kita kirim ke sana ketua yang membidangi komisi fatwa. Kemudian untuk yang ke Tanjung Pinang, itu kan tempatnya untuk di provinsi, kita ingin bersinergi dalam rangka program BRK Syariah bisa bersinergi antara MUI Riau dan Kepri, karena wilayah BRK itu kan dua provinsi. Kemudian, bagaimana menjadikan Riau dan Kepri jadi destinasi wisata halal, dimana Riau saat ini di posisi ketiga kita ingin jadi posisi pertama, makanya sertifikat halal ini perlu disosialisasikan ke dua provinsi yang adik beradik ini,” paparnya.
Selanjutnya, kegiatan lainnya adalah program gubernur, bagaimana mengembangkan sistem ekonomi berbasis syariah, dimana Riau dan Kepri serumpun Melayu, maka disosialisasikan di Kepri.***