BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno diperkirakan akan sulit berpasangan dalam Pilpres 2024. Meski unggul dalam banyak survei, keduanya terhalang oleh restu partai politik.
Pandangan ini disampaikan oleh pengamat Politik Ujang Komarudin. Ganjar yang saat ini memegang bendera PDIP, akan sulit untuk tampil dalam pilpres karena terhalang sang putri mahkota Puan Maharani.
Sedangkan Sandiaga Uno, kemungkinan masih terganjal oleh Prabowo Subianto yang masih berkuasa di Gerindra. Meski demikian, bukan tidak mungkin keduanya akan membeli perahu politik dengan kesepakatan mahar.
Dalam survei Litbang Kompas, Litbang Kompas punya hasil penelitian. Setidaknya ada satu tokoh kuat yang cocok bersanding dengan Ganjar Pranowo di medan pertarungan 2024. Analisis ini berdasarkan latar belakang dukungan.
Mengutip merdeka.com, nama paling kuat jatuh pada Sandiaga Salahudin Uno. Dia dinilai bisa melengkapi Ganjar dari berbagai faktor. Pertama, 51,1% pemilih Sandiaga adalah wanita. Berbeda dengan Ganjar yang mayoritas didukung laki-laki. Angkanya 59,1%.
Sandiaga juga didukung 44,4% responden usia di bawah 23 tahun. Ganjar punya kelemahan pada kategori ini. Pemilih Ganjar kebanyakan di usia 40 sampai 60 tahun.
Dari sisi domisili, 62,2% pemilih Sandiaga berasal dari luar Jawa. Cukup melengkapi Ganjar yang kuat dukungan pemilih dari Pulau Jawa.
Dilihat berdasar kategori kelompok suku, pemilih Sandiaga lebih beragam. Yakni 39,5% dari Jawa, 14,0% Sunda, 20,9% Melayu dan 25,6% lainnya.
Sementara untuk Ganjar, 85,9%pendukung berasal dari suku Jawa. Dari dukungan partai politik, Sandiaga cenderung melengkapi kekurangan Ganjar Pranowo.
Sandi didukung 11,1% pemilih PKS, 15,6 % Demokrat, 17,8% Gerindra, 8,9% Golkar, 4,4% NasDem, dan 2,2% PPP serta 8,9% PDIP.
Terakhir yang juga mencolok, Sandiaga didukung 44,4% responden yang merasa tak puas dengan kinerja pemerintah Jokowi.
Ujang mengatakan, semua tergantung elektabilitas keduanya. Bisa saja ada partai lain yang melirik. Atau Ganjar dan Sandi bisa ‘membeli’ kendaraan politik untuk berlaga di Pilpres 2024.
“Namun tergantung juga dari elektabilitas keduanya. Jika keduanya memiliki elektabilitas yang tinggi mengalahkan kandidat lain, bisa saja ada partai yang meminangnya. Atau bisa juga membeli partai,” katanya. (bpc2)