BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kenaikan harga kebutuhan pangan masyakat perlu dijaga ketat. Di tahun ini, inflasi diperkirakan akan mengalami lonjakan. Lonjakan inflasi seiring dengan membaiknya permintaan masyarat—bersamaan dengan pemulihan kondisi ekonomi yang diklaim lebih cepat.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, mengatakan sejauh ini kondisi inflasi di Tanah Air sudah berada pada rentang terget inflasi Bank Indonesia (BI), yakni 2%. Namun, kondisi glogal saat ini—atas invasi Rusia ke Ukraina—masih akan berdampak terhadap inflasi, dan itu, bukan cuma terjadi di Indonesia.
“Di tahun 2022, pergerakan inflasi perlahan sudah menunjukkan peningkatan. Tekanannya berpotensi akan menjadi lebih besar atas apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina,” ujarnya, dikutip dari kontan.co.id, Minggu, 13 Maret 2022.
Pemerintah, harusnya sudah siap dengan meningkatnya inflasi dalam negeri. Salah satunya dengan mempersiapkan skema subsidi untuk energi, bahan bakar, dan pangan, mengingat pemasukan pemerintah akan naik saat harga komoditas melambung.
Dia mengatakan, naiknya harga komoditas cenderung akan membuat surplus perdagangan, shingga mendukung stabilitas nilai tukar tatkala terjadi normalisasi kebijakan moneter dunia. “Ini mendukung imported inflation terkendali,” katanya.
Hal lain, yang juga perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, mengenai persoalan distribusi yang juga perlu dipantau secara ketat. Mengingat, di tengah kondisi seperti itu akan sangat rawan terjadinya perbuatan ilegal, seperti penyeludupan dan penimbunan.
Menurut Faisal Rachman, pemantauan dan persiapan pemerintah akan membuat ekspektasi inflasi masyarakat membaik sehingga tidak akan terjadinya fenomena panic buying. “Kenaikan inflasi di tahun 2022 pasti akan terjadi sejalan dengan normalisasi kegiatan ekonomi namun tekanan tekanan dari eksternal patut diantisipasi agar inflasi tidak terlalu tinggi yang akan menimbulkan hambatan bagi pemulihan ekonomi,” ujarnya.
[bpc2]