BERTUAHPOS.COM, JAKARTA — Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, menyatakan vaksin yang digunakan di tanah air terbukti efektif untuk mencegah gejala berat dan kematian akibat infeksi COVID-19.
Oleh karena itu, pihaknya dengan dibantu oleh semua pihak terus berupaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19. Menurutnya, ketersediaan vaksin terus didatangkan dan akan segera didistribusikan ke daerah-daerah untuk dapat segera digunakan. Oleh sebab itu, pemerintah meminta agar dipastikan penggunaan vaksin sesuai dengan kaidah penggunaan masing-masing jenis vaksin.
Dia mamaparkan, data menunjukkan, ada beberapa provinsi yang masih rendah cakupan untuk kelompok lansia yaitu Aceh, Sumatera Barat, Maluku Utara, Sulawesi Barat, dan Papua. Dia menilai, strategi perlu disusun sesuai dengan kondisi masing-masing daerah dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat termasuk TNI dan Polri untuk menjangkau populasi rentan tersebut.
“Dosis ketiga saat ini hanya untuk tenaga kesehatan dan tenaga pendukungnya, karena mereka memiliki risiko yang jauh lebih tinggi terutama pada saat merawat pasien-pasien yang ada di puskesmas, rumah sakit maupun fasilitas pelayanan Kesehatan (fasyankes) lainnya,” tegasnya dalam keterangan resmi yang diterima Bertuahpos.com, Sabtu, 14 Agustus 2021.
Dia menambahkan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan telah melaksanakan studi dengan melibatkan 71.455 tenaga kesehatan, yang dilakukan di DKI Jakarta pada periode Januari-Juni 2021.
Studi dilakukan untuk mengamati kasus konfirmasi positif COVID-19, perawatan, dan kematian karena COVID-19 pada tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan vaksinasi sinovac 1 dosis, 2 dosis dan yang belum divaksinasi. Hasil dari studi ini menyimpulkan, bahwa pada periode Januari-Maret 2021, vaksin sinovac cukup efektif dalam mencegah infeksi COVID-19.
Namun, pada periode April-Juni, vaksinasi lengkap kurang cukup melindungi tenaga kesehatan dari infeksi COVID-19. Meskipun demikian, vaksinasi lengkap masih efektif melindungi dari risiko perawatan dan kematian akibat COVID-19.
Sebanyak 5 persen dari tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dilaporkan terkonfirmasi COVID-19 pada periode April-Juni 2021. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi COVID-19 pada periode januari-maret 2021 yang jumlahnya hanya 0.98 persen.
Sementara pada periode April-Juni proporsi tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dan dirawat berkurang hingga 6 kali lipat lebih rendah yakni dari 18 persen menjadi 3,3 persen. Kemudian sepanjang Januari-Juni tercatat 20 tenaga kesehatan meninggal akibat COVID-19. Sebagian besar atau sekitar 75 persen kematian tenaga kesehatan yang belum divaksinasi atau baru mendapatkan dosis 1.
- Nadia menyebut, untuk tingkat fatalitas pada bulan Januari-Maret proporsi nya bagi yang belum menerima vaksinasi 0,68 persen, yang telah divaksin dosis 1 0,30 persen dan bagi yang telah menerima dosis lengkap 0,21 persen.
Untuk tingkat fatalitas pada bulan april juni, bagi yang belum divaksinasi mencapai angka 2,5 persen, yang telah divaksinasi dosis 1 0,85 persen dan bagi yang telah divaksinasi dosis lengkap turun hingga 0,16 persen. Peningkatan proporsi kematian terjadi pada periode kedua pada tenaga kesehatan yang belum atau hanya divaksinasi 1 dosis.
Pada periode April Juni, lanjutnya, efektivitas Sinovac dalam mencegah perawatan dan kematian akibat COVID-19 lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Efektivitas Sinovac dalam mencegah perawatan adalah 74 persen (65-80 persen) berkurang menjadi 53 persen (33-67 persen).
Sementara, efektivitas Sinovac dalam mencegah kematian adalah 95 persen (53-99 persen) pada bulan Januari-Maret, berkurang menjadi 79 persen (20-94 persen) pada periode April-Juni 2021.
Meski begitu, vaksinasi terbukti masih efektif dalam menekan resiko perawatan dan kematian pada tenaga kesehatan walaupun resiko paparan virus bagi tenaga kesehatan sangat tinggi.
Vaksinasi diiringi dengan kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat membantu mengurangi resiko keparahan dan kematian akibat infeksi COVID-19. Dia memastikan, pemberian vaksinasi dosis ketiga bagi nakes ini juga telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI.
“Atas dasar ini pula Kemenkes memberikan vaksin COVID-19 dosis ketiga untuk menambah perlindungan bagi nakes yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19 karena tugasnya,” tegasnya. (bpc2)