BERTUAHPOS.COM, KEPRI — Penyakit Mulut dan Kuku [PMK] yang mewabah saat ini turut memberi dampak buruk terhadap ketersediaan hewan kurban di Tanjungpinang, Kepri, terutama pada Idul Adha 2022.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, pihaknya telah meminta kepada dinas terkait untuk melakukan pengawasan lebih ketat terhadap penyebaran penyakit tersebut.
“Ada kemungkinan di Idul Adha tahun ini, kebutuhan hewan kurban kita akan dimaksimalkan pada ketersediaan lokal, jika memang tidak memungkinkan untuk dipasok dari luar akibat adanya wabah PMK,” tuturnya.
Dia mengatakan, Pemda tidak menampik bahwa merebaknya wabah ini turut memberi dampak terhadap menurunnya ketersediaan hewan kurban di daerah itu. Khususnya di Kota Tanjungpinang. Mengingat, pada Idul Adha sebelumnya, kebutuhan hewan kurban didatangkan dari luar daerah.
Saat ini masuknya sapi ke Tanjungpinang terhalang. Pasalnya untuk sampai di Tanjungpinang, hewan-hewan ternak diseberangkan melalui Kuala Tungkal, Jambi.
Sementara Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi memberlakukan penghentian sementara sertifikasi karantina terhadap media pembawa PMK pada pekan lalu.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kota Tanjungpinang Yoni Fadri mengungkapkan, jumlah sapi yang tersedia di daerah itu masih jauh dari kata cukup untuk kebutuhan Idul Adha, jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Dia memaparkan, pada tahun 2021 jumlah sapi kurban yang dipotong sekitar 605 ekor. Sedangkan untuk saat ini, hanya tersedia sekitar 578 ekor sapi, 230 kambing dan 2 ekor kerbau.
“Kalau sampai Idul Adha jumlahnya masih belum cukup, maka kami akan datangkan dari luar daerah,” terangnya.
Untuk mencukupi kebutuhan hewan kurban tersebut, kata dia, pihaknya akan mendatangkan sapi lokal dari Natuna dan Anambas.
Pemerintah setempat juga mengeklaim, bahwa hingga kini belum ditemukan adanya kasus PMK di Kepri. Sejalan dengan itu, Pemda tetap melakukan pemeriksaan ketat ke kandang-kandang hewan ternak.***