BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Naiknya harga minyak goreng saat ini sangat membebankan masyarakat. Situasi seperti ini mungkin tak akan terjadi jika hilirisasi terhadap turunan kelapa sawit di Riau bisa direalisasikan lima tahun lalu.
Pengamat kebijakan publik M Rawa El Amady mengatakan apa yang dirasakan oleh masyarakat Riau saat ini—harga minyak goreng naik—akibat hilirisasi terhadap produk turunan kelapa sawit hanya sebatas wacana yang digaungkan Pemorov Riau.
“Sebab itu menurut saya kondisi yang terjadi saat ini cukup lah untuk membuka kesadaran Pemorov Riau bahwa kehadirian hilirisasi itu sangat penting untuk stabilitas sembako di masyarakat,” ujarnya saat dihubungi Bertuahpos.com, Senin, 10 Januari 2022.
Faktanya, kata Rawa, hingga kini belum ada hilirisasi terhadap turunan kelapa sawit yang betul-betul dipersiapkan untuk menghadapo kondisi sulit masyarakat. Padahal, Pemprov Riau bisa saja mendorong BUMD untuk fokus pada bisnis minyak goreng.
Oleh karena itu, Riau sebagai daerah penghasil sawit terbesar sangat berbanding terbalik dengan kondisi tingginya harga minyak goreng yang membenani masyarakat.
“Kita punya bahan baku yang melimpah, punya CPO yang banyak, karena hilirisasi tak ada, ketergantungan minyak goreng jadi beban yang sangat memberatkan masyarakat Riau saat ini,” katanya.
“Itulah mengapa kita harus stop wacana hilirisasi, tapi realisasikan hilirisasi terhadap turunan kelapa sawit. Kita bisa mendorong BUMD yang ada untuk menggarap bisnis ini, dan jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat ketimbang kita menunggu ada investor yang mau masuk,” jelasnya. (bpc2)