BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Ketua Komunitas Pekanbaru Berdaya M. Sabarudi mengungkapkan 60% – 70% para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pekanbaru terancam gulung tikar akibat akibat dampak pandemi Covid-19.
Kondisi tersebut membuat para pelaku usaha sulit bertahan, sehingga membutuhkan tambahan modal usaha agar bisa bengkit kembali. “Kalau dalam gambaran saya hampir 60% – 70% gulung tikar selama pandemi, ditambah lagi dengan PPKM kemarin kan, semakin membuat kondisi mereka tertekan,” ungkapnya, Jumat, 17 September 2021.
Sabarudi yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) di DPRD Kota Pekanbaru itu menyebut, perlu upaya penguatan dari pemerintah berupa suntikan modal usaha, mengingat sektor ini telah memberikan kontribusi besar terhadap perputaran ekonomi di daerah.
“Menurut saya, salah satu hal yang perlu penekanan dalam pembahasan anggaran untuk 2022, bagaimana penguatan ekonomi melalui UMKM,” sebut politisi PKS tersebut.
Dia menambahkan, selama Covid-19 melanda ada banyak pelaku UMKM di Pekanbaru yang memilih untuk menutup atau mengakhiri usaha mereka alias gulung tikar. “Kami juga masih mendalami sekarang sektor UMKM apa yang sekarang banyak bangkrut. Pekanbaru Berdaya juga masih melakukan pendataan,” tuturnya.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menilai para pelaku UMKM di Pekanbaru membutuhkan modal untuk mereka tetap bisa survive usai PPKM Level 4 di Pekanbaru diturunkan.
“Supaya mereka (UMKM) bisa bertahan saja dulu, mereka sangat membutuhkan modal,” kata Ketua HIPMI Pekanbaru R. Bagus Eko dalam konferensi pers virtual, Senin, 13 September 2021.
Dia menambahkan, pandemi Covid-19, khususnya pemberlakukan PPKM Level 4 di Pekanbaru beberapa waktu lalu telah memberi dampak besar terhadap perputaran usaha para pelaku UMKM tersebut.
Dijelaskannya, tambahan modal yang dibutuhkan setidaknya sebagai stimulus bagi pelaku usaha agar kegiatan jual beli mereka berputar kembali. “Saat ini yang dipikirkan (UMKM) adalah bertahan dengan pertambahan modal. Dengan begitu mereka aktif kembali dan ada keuntungan di sana,” jelasnya.
“Kami berharap setiap bantuan – bantuan usaha yang dijanjikan berdampak langsung kepada UMKM yang betul – betul membutuhkan tambahan modal saat ini,” kata Eko.
Menurutnya, saat pemberlakukan PPKM Level 4 di Pekanbaru sebagian besar pelaku UMKM usahanya hampir tidak bergerak. Beberapa kasus, seperti di salah satu pusat perbelanjaan di Pekanbaru yang tetap memungut uang operasional rutin kepada pedagang, padahal hampir sebulan tak ada kegiatan jual beli.
“Kondisi seperti ini membuat cash flow rusak. Itu kendala yang sekarang dihadapi oleh UMKM kita. Dampak lain, ya tentulah pada pemangkasan karyawan, pemangkasan kapasitas kios, hingga pengurangan jam operasional,” tuturnya. (bpc2)
&https://youtu.be/6-54eDFtAgE