BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Reaksi masyarakat dalam menyikapi berbagai hal, memang sudah tak terbendung dengan adanya sosial media. Oleh sebab itu pemerintah diminta agar tidak menimbulkan kebingungan baru, sebab rakyat akan semakin cerewet.
Pandangan ini disampaikan oleh Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah, melalui Twitternya. Dia mengistilahkan kondisi itu dengan, “Jari – jari rakyat yang ikut berpidato.”
Fahri Hamzah mengeluarkan pandangannya menyikapi dinamika perbedaan pandangan antara rakyat dengan negara saat ini. Perbedaan itu sangat jelas terlihat.
Menurutnya, masyarakat sudah punya sarana untuk mengontrol setiap kebijakan – kebijakan yang bikin bingung, tak relevan dengan situasi terkini, serta kebijakan – kebijakan yang tak memihak kepada rakyat.
Fenomena media sosial yang saat ini menjadi sarana rakyat dalam menyuarakan pendapatnya. “Memang banyak negara yang kelihatan kewalahan menghadapi media sosial. Dulu keaktifan rakyat dalam komunikasi dan dialog rendah,” cuit Fahri Hamzah, Sabtu, 10 Juli 2021.
Karena teknologi komunikasi dan media saat ini sudah berubah, trend masyarakat pun ikut bergeser. Rakyat tidak lagi hanya menitipkan walik mereka di negara, tapi ikut langsung mengawasi dengan sosial media.
Menurut Fahri Hamzah, ini sebuah revolusi dahsyat yang terjadi. Dengan sosial media, rakyat bisa ngoceh 24 jam tanpa berhenti. Jari – jari mereka ikut berpidato, untuk melampiaskan pendapat – pendapat mereka, dan itu dilindungi dalam negara demokrasi.
“Sekarang terjadi revolusi dahsyat. Rakyat ngoceh 24 jam. Tidak bisa diam! Dulu, kata orang hanya mulut yang bicara. Sekarang jari-jari rakyat ikut berpidato dengan teknologi yang ada,” kata Fahri Hamzah di akun Twitter-nya.
Negara pun disebut perlu kemampuan mengelola ini. Caranya adalah makin banyak mendengar dan berbicara benar. “Jangan ciptakan kebingungan baru sebab itu bikin rakyat tambah cerewet,” sambungnya.
Di akhir unggahannya, Fahri Hamzah menyarankan agar negara mengembalikan fungsinya dalam membangun solidaritas untuk menghindari konflik. “Negara harus mengembalikan dirinya pada fungsi membangun solidaritas yang agung,” cuit Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu. (bpc2)