BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah, sesalkan sikap Anggota DPR yang duduk di Senayan, “hanya diam dan menonton tindakan semena-mena dan extrajudicial atas tindakan merampas nyawa dan kehidupan.”
“Sejak dulu saya sdh mengidentifikasi Tindakan preemptive penyelidik dan saya koreksi. Tapi absenya lembaga pengawas di senayan membuat mereka lebih ugal2an melakukan tindakan extra judicial. Seharusnya yg punya kekebalan melawan sekuat tenaga bukannya malah diam seribu bahasa,” katanya seperti dikutip Bertuahpos.com di akun Twitternya, Sabtu, 12 Maret 2022.
Fahri mengaku sedih menyaksikan partain politik saat ini, yang mendapat suara untuk duduk di Senayan, mengontrol lembaga pengawasan, namun, parlemen dan legislatif justru hanya menonton seluruh tindakan semena-mena. “…merampas nyawa dan kehidupan. lama2 kita curiga bahwa sebetulnya mereka bersekongkol!,” ujarnya.
Dia juga menyayangkan, dari 575 anggota DPR RI atau fraksi yang didik mewakili seluruh Parpol peserta Pemilu 2019, tak satupun ada yang berani menggunakan ‘hak imunitasnya’. Termasuk banyak hak-hak lainnya, untuk membongkar tindakan kesewenang-mewangan itu. “Ngapain aja pada?,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Seorang dokter terduga teroris tewas saat penangkapan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Penangkapan dilakukan di Jalan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu, 9 Maret 2022, sekitar pukul 21.00 WIB.
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar telah memkonfirmasi kebenaran perihal aktivitas tersebut.
Tewasnya dokter Sunardi juga ramai diperbincangkan di media Twitter dengan tagar #PrayForDokterSunardi. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, pada 10 Maret 2022, mengatakan Sunardi merupakan jaringan teroris dari kelompok Jemaah Islamiyah (JI).
Sunardi disebutkan merupakan Penanggung Jawab Hilal Ahmar Society. Ia juga pernah menjabat sebagai Amir Hikmat, Deputi Dakwah dan Informasi serta Penasihat Amir Jamaah Islamiyah. Ramadhan menjelaskan, saat penangkapan, Sunardi melakukan perlawanan secara agresif meski sudah diberikan peringatan oleh petugas.
“Yaitu menabrakkan mobilnya ke arah petugas yang sedang ingin menghentikan tersangka,” ujarnya. (bpc2)