BERTUAHPOS.COM — China dihadapkan pada lonjakan kasus flu burung yang kini kian mengkhawatirkan.
Sejumlah ahli memperkirakan jenis virus yang beredar tidak lagi sama dengan virus flu burung pada umumnya, dan kemungkinan bisa menular ke manusia.
Mengutip republika.co.id, setidaknya telah dilaporkan 21 infeksi ke manusia dengan subtipe H5N6 flu burung pada tahun 2021 berdasarkan laporan yang dikirim ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dari angka ini terlihat terjadi kenaikan kasus tajam jika dibandingkan pada tahun 2020 dengan lima laporan.
Meskipun jumlahnya jauh lebih rendah daripada ratusan orang yang terinfeksi H7N9 pada tahun 2017, infeksinya kian serius hingga menyebabkan banyak orang sakit kritis, dan sudah ada 6 orang dilaporkan meninggal dunia.
“Peningkatan kasus (penularan) manusia di China tahun ini mengkhawatirkan. Ini adalah virus yang menyebabkan kematian tinggi,” kata Profesor patologi komparatif di Erasmus University Medical Center di Rotterdam Thijs Kuiken, dilansir dari The Daily Star pada Selasa, 26 Oktober 2021.
WHO mendapati sebagian besar kasus flu burung yang dialami manusia karena bersentuhan dengan unggas.
WHO memastikan tidak ada kasus penularan dari manusia ke manusia yang dikonfirmasi. WHO menyoroti peningkatan kasus dalam sebuah pernyataan pada 4 Oktober.
“Penyelidikan lebih lanjut segera diperlukan untuk memahami risiko dan peningkatan penularan ke orang-orang,” tulis laporan WHO.
Sejak itu, seorang wanita berusia 60 tahun di Provinsi Hunan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis dengan influenza H5N6 pada 13 Oktober, menurut pernyataan pemerintah Hong Kong.
Sementara kasus H5N6 pada manusia telah dilaporkan. Namun tidak ada wabah H5N6 yang dilaporkan pada unggas di China sejak Februari 2020.
China adalah produsen unggas terbesar di dunia dan produsen bebek teratas, yang bisa jadi sebagai reservoir virus flu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar tentang peningkatan kasus H5N6 pada manusia.
Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan di situs webnya bulan lalu mengatakan ada peningkatan keragaman genetik dan distribusi geografis H5N6.
Kondisi ini menimbulkan ancaman serius bagi industri unggas dan kesehatan manusia. (bpc2)