BUKITTINGGI, BERTUAHPOS.COM – Demi meningkatkan pelayanan kesehatan bagi Peserta JKN, BPJS Kesehatan Cabang Bukittinggi, rutin menjadwalkan customer visit ke rumah sakit yang berada di wilayah kerjanya. Pada kesempatan ini, BPJS SATU (Siap Membantu) BPJS Kesehatan Bukittinggi hadir di Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Kota Bukittinggi.
Menurut Kepala Bidang Kepesertaan dan Pelayanan Peserta, Randy Giovanny, bahwa customer visit ini bertujuan untuk melihat pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit serta sarana untuk peningkatan proses pelayanan Kesehatan bagi peserta JKN yang sedang rawat inap maupun rawat jalan.
“Untuk mengoptimalkan pelayanan, customer visit ini perlu dilakukan. Selain daripada menjadi langkah untuk evaluasi juga, dari sini kami dapat menyerap aspirasi dari Peserta JKN, dan tentunya untuk kemajuan kita bersama,” lugas Randy.
Dia juga menyampaikan bahwa feedback yang diperoleh dari peserta JKN akan ditindak lanjuti dan disampaikan kepada manajemen rumah sakit.
Ditemui terpisah, salah satu Peserta JKN segmen PBI APBD yang sedang menjalani rawat inap untuk pelayanan hemodialisis darah, Zulhelmi (53). Ia mengungkapkan harus menjalani perawatan cuci darah ini dua kali seminggu sejak setahun kebelakang.
“Sejak akhir 2021 silam saya harus jalani cuci darah karna didiagnosa gagal ginjal. Mendapatkan pelayanan dari Kartu BPJS Kesehatan dari pemerintah, saya merasa bersyukur sekali, karena semuanya jadi diakomodir,” ungkap Zulhelmi.
Meskipun dari segmen PBI-APBD, Zulhemi tidak merasakan perbedaan soal pelayanan dari pihak rumah sakit. Ia merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya saat ini. Bahkan petugas RS yang melayani juga ramah-ramah dan komunikatif.
“Benar adanya, karena kami tetap dilayani oleh perawat dan dokter yang bertugas meskipun saya yakin mereka tahu kalau saya dari segmen bantuan pemerintah,” ucap Zulhelmi bersyukur bisa menjadi bagian dari peserta JKN-KIS.
Dia juga mengaku dengan adanya kartu JKN-KIS, dirinya tidak mengeluarkan biaya untuk cuci darah yang dijalani Dua kali seminggu. Bila harus dibayar dengan uang tunai, dirinya mengaku bakal kesulitan. Mengingat, sekali melakukan cuci darah harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah.
“Tentu puas, dibiayai pengobatan oleh rumah sakit ini saja sudah bersyukur sekali. Karena dengan penghasilan suami, tentunya tidak akan mencukupi untuk biaya pengobatan yang seharusnya sudah puluhan juta ini,” sambungnya senang.***