BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK– Sejak mulai beroperasinya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Bina Intan Mekar (BIM) yang terletak di Jalan Lintas Desa Dayun, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, masyarakat di daerah sekitar mengaku mengeluhkan bau menyengat dari limbah asap yang keluar dari cerobong asap pabrik pengolahan kelapa sawit tersebut.
Salah seorang warga bernama Murni, warga Km 67 Desa Dayun ini mengungkapkan, sejak pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang terletak dipinggir jalan KM 68 itu beroperasi, dirinya dan masyarakat sekitar tidak pernah merasakan manfaat atas perusahaan tersebut. Ia mengaku, juga tidak pernah mendapatkan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan itu. Sementara hampir setiap hari anak dan keluarganya terus menghirup polusi asap yang dikeluarkan oleh PT BIM.
Bumbungan asap tebal dari 2 cerobong asap pabrik ini terlihat sangat jelas sekali bila pabrik itu melakukan pengolahan. Salah satu cerobang asap mengeluarkan asap hitam, dan yang satu mengeluarkan asap putih. Meskipun cerobong mengarah ke atas, namun asap yang keluar tampak merayap ke daun-daun kelapa sawit, kerumah warga, dan tercium aroma tidak sedap.
“Ginilah pak, setiap hari kami menghirup asap dari pabrik. Sekali seminggu pasti mengeluarkan bau tidak sedap. Maaf, seperti bau kotoran,” ungkapnya kepada Bertuahpos.com, Selasa (29/12/2015).
Lebih lanjut, kata Murni, akhirnya wargalah yang menanggung penyakit. Tidak adanya perhatian dari pemerintah terkait permasalahan ini apa lagi pihak perusahaan. Sedangkan tempat lain seperti PT Gasib masyarakat disana mendapatkan bantuan berupa CSR, ada perhatian berusahaan untuk membantu masyarakat. Tapi sejak perusahaan PT BIM berdiri, dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan sama sekali.
Sementara itu, Nurhalimah warga kilo meter 65 juga mengaku bau limbah dari PT BIM juga sampai ditempat tinggalnya. “Kita minta pendapat, bagaimana solusinya, jangan sampai ada yang di rugikan. Kalo ada yang dirugikan, gimana solusinya,” terangnya.
Dari pantauan bertuahpos.com, selasa sore (29/12/2015) tampak asap turun kerumah warga yang tak jauh dari PT BIM. Ketika bertuahpos berkunjung kerumah warga tersebut, tampak anaknya batuk-batuk. Diduga karena polusi asap tersebut membuat anaknya jadi batuk-batuk.
Lanjutnya, dirinya berharap kepada dinas dan siapa saja yang terkait untuk bisa mendengarkan keluhan dari warga dengan melakukan penelitian terhadap dampak lingkungan dari beroperasinya pebrik itu.
“Pemerintah harus memperhatikan kesehatan kami pak. Tiap hari kami harus menghirup asap ini. Penyakit ini pak, setiap hari pak,” keluhnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi ke Tedy, Humas PT BIM mengatakan dirinya sedang cuti. “Saya lagi dijakarta bang, lagi cuti. Standar kita sudah benar, sesuai Pemerintah Daerah Siak dan Nasional. Kita. Juga sering diskusi sama orang KLH. Nantilah tanggal 5 saya balik, kita ketemuan. Nanti saya tunjukan dan jelaskan semua,” katanya via telephone.(ari)