BERTUAHPOS.COM — Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa evaluasi terhadap Kabinet Merah Putih tidak memiliki batasan waktu tertentu.
Hal ini disampaikan Prabowo untuk menjawab pertanyaan mengenai apakah evaluasi kabinet akan dilakukan setiap enam bulan sekali.
Prabowo menjelaskan bahwa evaluasi kabinet didasarkan pada kesungguhan kerja dan rasa cinta terhadap Tanah Air. Ia menekankan pentingnya tanggung jawab serta pengabdian bagi kepentingan rakyat dan bangsa.
“Saya kira tidak terpaku waktu. Saya tanamkan rasa tanggung jawab, menggugah (rasa) cinta Tanah Air,” ujar Prabowo dalam wawancara dengan Liputan6 pada Senin, 28 Oktober 2024.
Presiden Prabowo menambahkan, jika seseorang telah memiliki cinta Tanah Air dan kesadaran bekerja untuk rakyat, maka hasil kerjanya akan optimal. Namun, ia mengingatkan agar para pejabat tidak terjebak dalam agenda pribadi atau kelompok.
“Yang repot kalau dia punya pemikiran atau agenda-agenda ‘oh saya punya wewenang, kekuasaan. cari peluang untuk kepentingan saya atau kelompok saya sendiri’. Ini nanti kurang baik,” tegas Prabowo.
Senada dengan Prabowo, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi sebelumnya juga menegaskan bahwa tidak ada patokan waktu bagi Presiden Prabowo untuk melakukan evaluasi terhadap para menteri. Prasetyo menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan sesuai kebutuhan.
“Setiap hari ada evaluasi, setiap saat akan evaluasi. Nggak ada patokan setiap bulan,” kata Prasetyo kepada wartawan seusai pelatihan Kabinet Merah Putih di kompleks Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, pada 27 Oktober 2024.
Dorongan untuk evaluasi berkala terhadap kabinet datang dari sejumlah pengamat politik. Prabowo dinilai perlu melakukan evaluasi secara cermat, mengingat komposisi kabinet saat ini cukup besar dengan lebih dari 100 pejabat.
Dalam sebuah diskusi akhir pekan lalu, Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, mengungkapkan bahwa evaluasi berkala diperlukan untuk menjaga efisiensi birokrasi. Menurutnya, tanpa evaluasi yang teratur, kabinet besar ini berpotensi mengalami penurunan kinerja.
“Tanpa evaluasi berkala, kabinet besar ini bisa kesulitan menjaga stabilitas kinerja,” kata Arya dalam sebuah diskusi di Jakarta.***