BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Lelaki paruh baya dengan topi hitam itu terus saja berjalan kaki menyusuri jalanan Kota Pekanbaru. Dengan postur tubuh agak membungkuk, ia akan berhenti untuk menawarkan koran ke orang yang dijumpainya.Â
Â
Namanya Edi (51). Tak pantang lelah pria berperawakan kurus ini menawarkan koran. Padahal sering kali jawaban orang-orang itu hanya berupa gelengan.
Â
“Sudah lima tahun jualan koran ini,” ujar Edi dengan logat Bahasa Minang. Pria yang mengenakan kaos merah agak kedodoran itu setiap pagi buta sudah keluar rumah menuju agen koran. Dari tempat tinggalnya di Rumbai, harus menggunakan angkot untuk sampai ke agen koran di pusat kota.Â
Â
Lalu mulailah perjuangannya menjemput rejeki dengan menjajakan koran. “Mulai dari Pasar Kodim jalan kaki sampai Pasar Pagi dan menawarkan koran ke orang-orang,” tuturnya pada Bertuahpos.com, Sabtu (15/02/2014).
Â
Ia kemudian berbagi cerita, dulunya sebenarnya pernah bekerja di perusahaan kayu. Namun karena kayu mulai susah dijumpai, ia akhirnya dirumahkan.
Â
Mau tak mau ia memilih sebagai penjual koran. Penghasilannya perhari memang tak seberapa. Hanya sekitar Rp 20 ribu dan pas-pasan untuk mencukupi biaya hidup. Namun ia harus tetap tegar dan terus berjuang untuk menghidupi ketiga anaknya yang masih kecil.Â
Â
“Yang paling kecil kelas 5 SD, dua lagi masih kelas satu dan tiga SMP,” ujarnya.
Â
Untuk mencukupi biaya hidup yang terbilang tinggi di Pekanbaru, istri Edi membantu jualan kecil-kecilan di rumah. “Nggak cukup sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi. Semua disyukuri saja,” ujar Edi.
Begitulah sosok kita kali ini. Edi, yang di usia yang menjelang senja tetap semangat dan tak surut dalam mengumpulkan rupiah. (riki)