BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemprov Riau ingin pemerintahan di masa Syamsuar bisa menyambut usulan Bank Indonesia (BI) perwakilan Riau untuk menerapkan sistem wakaf sebagai instrumen pembangunan ekonomi daerah. Gagasan ini dianggap cocok mengingat penduduk Riau mayoritas muslim.
Sekda Provinsi Riau, Ahmad Hijazi mengatakan pihaknya menghargai langkah awal yang dilakukan BI Riau memberikan sejumlah uang hasil wakaf dari karyawan BI sebesar Rp20 juta dengan harapan bisa diteruskan oleh pemerintah daerah. Sebab BI menyatakan tidak punya wewenang untuk mengelola dana wakaf.
“Kami akan sampaikan dana ini ke badan pengelola wakaf. Kami menghargai apa yang udah dilakukan BI Riau. Harapan kami, instrumen seperti ini bisa dilanjutkan di masa pemerintahan Pak Syam,” katanya, Rabu, 23 Januari 2019 di Pekanbaru.Â
Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Riau, Siti Astiyah menyebut, metode wakaf sebagai instrumen pembangunan ekonomi daerah memiliki peluang besar untuk bisa dikembangkan di Riau. Konsep seperti ini sudah diterapkan oleh Khalifah Utsman Bin Affan, dan sampai saat ini masih dirasakan manfaatnya.
Dia menambahkan, wakaf ini adalah gerakan moral pegawai BI Riau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. “Misalkan wakaf dikumpulkan dalam bentuk sebidang tanah untuk kebun kelapa sawit dan nantinya akan dikelola dan hasilnya untuk warga miskin. Kan ini sangat bagus,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Riau terpilih, Syamsuar mengatakan, bahwa saat memimpin Siak, gerakan wakaf sudah dilaksanakan walau dalam bentuk skala kecil dan orientasinya belum seperti apa yang diusulkan BI. “Tapi kami akan coba, karena wakaf masuk dalam janji politik kami,” katanya. (bpc3)