BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kabupaten Kampar merupakan daerah pertama yang akan terdampak banjir jika pintu air di PLTA Koto Panjang dibuka.Â
Kondisi seperti ini terjadi hampir setiap tahun. 2015 akhir menjadi salah satu catatan musibah banjir terbesar akibat dibukanya pintu waduk di perbatasan Riau-Sumbar tersebut.Â
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger mengatakan, Kabupaten Kampar merupakan salah satu daerah dengan tingkat potensi banjir besar. Sebab Waduk PLTA Koto berada di daerah ini.Â
Artinya jika debit air meningkat pihak pengelola PLTA terpaksa harus membuka pintu air agar waduk tidak jebol, air sungai akan meningkat volumenya sehingga akan menggenani sejumlah pemukiman warga di Kampar.Â
“Wilayah yang berpotensi banjir memang Kampar. Karena daerah ini yang paling pertama akan terendam jika pintu air waduk PLTA Koto Panjang dibuka,” ujarnya, Selasa, 6 November 2018 di Pekanbaru.Â
Jika dilihat dari pola pergerakan air sungai Kampar, setelah menggenani sejumlah pemukiman warga air akan surut dan bergeser ke hilir sungai. Biasanya wilayah Pelalawan, selanjutnya akan terjadi banjir, kemudian bergeser ke Inhu sebagai muara terakhir.Â
Beda kasus dengan di Kabupaten Kuansing. Musibah banjir yang menggenani pemukiman dan sawah warga berasal dari hilir sungai yang tembus dengan perbatasan Sumatera Barat. Oleh sebab itu di tahun ini Kuansing lebih dulu banjir.Â
Manajer Unit Layanan PLTA Koto Panjang, Muhammad Rusdi mengatakan, jika kondisi cuaca dan curah hujan tetap tinggi di sisi hulu (Sumatera Barat), ada kemungkinan pihaknya melakukan penambahan pembukaan pintu pelimpah PLTA Koto Panjang. “Penambahan atau tinggi buka pintu pelimpahan akan ditentukan nantinya dari inflow (air yang masuk) ke waduk,” sebutnya.Â
Karena itu, pihaknya melakukan pemantauan dan perhitungan inflow dan outflow agar tindakan yang akan diambil nantinya tidak membahayakan masyarakat yang berada di sisi hulu maupun di sisi hilir, dan masyarakat diimbau untuk waspada. (bpc3)