BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau mempredikasi akan ada peralihan pasar Crude Palm Oil (CPO) lokal Riau, dari pasar bursa ke pasar domestik, jika Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 20 tahun 2004 jadi direvisi.
Menteri ESDM Sudirman Said bersama tim saat ini sedang dalam tahap penyusunan draft Permen tersebut, yang isinya yakni peningkatan kewajiban (mandatory) Bahan Bakar Nabati (BBN) dari sebelumnya 10 persen, naik menjadi 15 persen. Dan akan diberlakukan pada 1 April nanti.
Kesi Promosi dan Pemasaran Hasil Pertanian Disbun Riau Rusdi, menjelaskan jika memang Permen ini diterapkan, kemungkinan besar akan terjadi peralihan pasar CPO dari pasar bursa ke pasar domestik. Dia menilai penawaran CPO lokal Riau ke pasar bursa akan berkurang. Sebab kebutuhan CPO lokal akan banyak dikonsumsi oleh konsumen di pasar dalam negeri
“Misalnya produksi kita di Riau ini 50 juta ton per tahun. Artinya perusahaan harus menyediakan 7,5 juta ton atau 15 persen dari 50 juta ton untuk kebutuhan pasar dalam negeri,” kata Rusdi.
Menurut Rusdi, kebijakan Menteri ESDM ini menjadi isu positif bagi produksi CPO lokal Riau. Perusahaan tidak lagi pusing memikirkan bagaimana penawaran bahan baku CPO yang mereka produksi di pasar bursa. Sebab 15 persen dari hasil produksi CPO lokal Riau sudah ditampung pasar domestik
Selain itu diprediksi akan ada penambahan produksi CPO lokal untuk memenuhi kebutuhan pasar bursa dan pasar domestik. Namun kuat dugaan penambahan produksi CPO lokal Riau ini tidak terlalu besar. Yakni kisaran angka 5 persen. Karena hanya untuk mencukupi kebutuhan pasar. Di Ibu Kota, pengusaha biodisel telah menyatakan siap untuk mendukung peningkatan pencampuran bahan bakar nabati ke sektor solar dari 10 persen menjadi 15 persen.
Menteri ESDM juga menargetkan bahwa tahun 2016, bauran minyak nabati dengan minyak fosil ini mencapai 20 persen dan sudah dimulai dari tahun ini. Seperti dilansir dari bisnis.com, diprediksi akan terjadi peningkatan permintaan bahan bakar nabati yang akan mengisi dari pasar dalam negeri, juga akan mengurangi impor BBM sebesar 15 persen
“Kebutuhan BBM akan diisi oleh bahan bakar nabati yang akan diambil dari pasar domestik,” ujar Menteri ESDM Sudirman Said. (Melba)