BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — I Gede Ari Asrina, itulah nama lengkap Drummer Band Superman is Dead, yang populer dikenal Jerinx alias JRXSID.
Superman is Dead sendiri merupakan sebuah band beraliran punk rock. Namanya terangkat sejak dia menjadi drummer pada grub band itu. Belakangan semakin ramai diperbincangkan terutama di sosial media pada saat pandemi COVID-19.
Terutama pada saat dia membahas soal konspirasi coronavirus dengan dr Tirta. Belakangan unggahannya bikin heboh lagi setelah dia menantang Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi.
Tentang Jerinx, drummer band Superman is dead ini banyak terekam dalam jejak digital. Beberapa sumber dari penelusuran yang dilakukan Bertuahpos, diketahui sejak tahun 1995, Jerinx dan Supermen is Dead sudah hadir. Sejak dulu, pria berdarah Bali ini memang dikenal kritis. Namun dalam kehidupan sehari-hari dia cukup ramah dan santai.
Dalam akun Instagramnya @jrxsid, dia juga mengkritik kebijakan pemerintah tentang new normal. Dia mengunggah sebuah fotonya berkemeja pink dengan kopiah hitam bermotif batik emas, lengkap dengan kaca hitam. Pada bagian kiri itu bertuliskan, “WE FIGHT FOR NEW (yang ditempel dengan kata TRUE) NORMAL.”
Lalu pada bagian diskipsi, Jerinx mejuliskan, “New Normal hanya melahirkan makhluk anti sosial, nihil ekspresi, malas berinteraksi, enggan berfikir, susah berorganisasi & alergi berdemonstrasi. Siapa yang diuntungkan? MEGA KORPORASI.”
Dalam akun YouTube Superman is Dead, sekitar 6 bulan yang lalu diunggah video clip ‘Jadilan Legenda’. Lagu ini mengisahkan tentang sikap nasionalisme. “Untuk Indonesia Jadilah Legenda,” bagian lirik yang ditonjolkan dalam lagu itu. Termasuk beberapa lagu Superman is Dead lainnya yang juga banyak berbicara tentang Indonesia.
Penampilan Jerinx memang terkesan garang dan amburadul, dengan tubuh bertatonya. Tidak hanya Jubir Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra, belum lama ini dia juga menantang musisi Ahmad Dhani untuk berdiskusi tentang teori konspirasi. Namun juga dicuekin Ahmad Dhani. Sikap yang sama juga dilakukan oleh dr Indra Yovi saat di tantang Jerinx.
Jika menelusuri nama Jerinx di mesin pencari google, memang yang banyak muncul yakni sosoknya sebagai musisi. Namun belakangan berita-berita mengenai sikapnya yang suka menantang orang lain juga ikut mewarnai tulisan-tulisan di jejak digital.
Bertuhpos.com menemukan sebuah situs yang memuat profil Jerinx secara singkat. Selain tertulis nama aslinya, di situs itu disebutkan kalau Jerinx lahir pada tanggal 10 Februari 1977. Dia lahir di Kuta, Badung, Bali.
Jerinx sangat meyakini bahwa COVID-19 merupakan propaganda dan konspirasi belaka. Itulah yang menjadi salah satu dasar mengapa dia sering menantang orang-orang penting untuk berbicara mengenai konspirasi.
Bahkan belum lama ini, seperti dimuat pada laman situs kapanlagi.com, Komedian Cak Lontong juga ditantangnya berdebat lantaran dia tidak terima dengan ungkapan Cak Lontong yang mengatakan bahwa penyuka teori konspirasi adalah orang bodoh.
Tantang Jubir COVID-19 Riau
Beberapa hari lalu, jagat maya dihebohkan dengan adanya sebuah pernyataan yang dilontarkan oleh Drummer Superman Is Dead Jerinx. Dia mengunggah foto Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Riau iti ke akun instagramnya @jrxsid dengan narasi, “ADA YANG BISA KONEKSIKAN SAYA DENGAN YOVI-19 INI?” tulis Jerinx.
“Saya sudah coba sejak berbulan-bulan lalu dan TIDAK ADA RS yg ijinkan saya ketemu pasien tanpa APD. Cek IG saya. Ada buktinya. Saya sudah siap mati demi ini. Apa MEREKA siap RAHASIA DAPURNYA kebongkar?”
Tantangan itu setelah Jubir COVID-19 Riau dr Indra Yovi mengeluarkan pernyataan yang juga berkata tantangan. Pada bagian foto yang diunggah Jerinx ke Instagramnya dia ditulikan kalimat yang bersumber dari ungkapan dr Indra Yovi, “KALAU TAK PERCAYA COVID-19 BOLEH COBA MASUK RUANG ISOLASI TANPA APD.”
Menanggapi ini, Jubir Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi menanggapi santai. “Setuju (tak diurusin). Dan saya mau klarifikasi saya tidak pernah menjawab apapun terkait hal-hal yang disampaikan di media sosial tersebut,” uangkapnya dalam sebuah WhatsApp Grup, Jumat, 17 Juli 2020.
Menurut dr Indra Yovi, alangkah baiknya kalau semua orang tidak kehilangan fokus dalam menangani COVID-19 dengan melakukan banyak hal positif.
“Alangkah baiknya kalau kita tidak kehilangan fokus menangani COVID-19, dan melakukan lebih banyak hal yang positif dibandingkan menghabiskan energi untuk hal yang tidak perlu,” ungkapnya. (bpc2)