BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Daya beli masyarakat terhadap mobil bekas di Riau tahun 2021, diperkirakan memiliki prospek yang bagus. Hal ini ditopang oleh pulihnya kondisi ekonomi dan masih stabilnya harga sawit di Riau.
Menurut pemerhati pasar otomotif di Riau Exwil Fainal, ketergantungan masyarakat Riau kepada komoditi sawit sangat menentukan pergerakan perekonomian dari berbagai sektor. Dalam beberapa kasus jatuhnya harga TBS, cenderung berdampak signifikan terhadap daya beli masyarakat, termasuk sektor otomotif, khususnya daya beli mobil bekas.
“2021 pasar mobil bekas semakin menggeliat. Kegiatan vaksinasi dari pemerintah sudah berjalan, aktivitas ekonomi perlahan mulai pulih, dan yang paling penting untuk di Riau, pergerakan harga sawit cenderung masih stabil, ini yang sangat menopang,” kata, kepada Bertuahpos.com, Jumat, 22 Januari 2020.
Dia menambahkan, sepanjang 2020, beberapa kebijakan pemerintah telah memukul banyak sektor sehingga membuat aktivitas perekonomian masyarakat stagnan bahkan merosot.
“Secara umum memang daya beli otomotif pada 2020 (pandemi corona) menurun, karena memang masyarakat cenderung menahan diri untuk safety financial. Karena memang tak ada yang tahu kapan wabah ini berakhir,” jelasnya.
Namun industri otomotif di Riau, meninjau dan melakukan analisis kembali kemungkinan pergerakan pasar akan bangkit pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau di saat penerapan kebiasaan normal baru.
“Namun, setelah new normal ada optimisme masyarakat bahwa perekonomian akan pulih. Jadi, selama itu kan mereka menahan, barulah menjelang akhir tahun pasar mobil bekas cenderung bergerak kembali, dan itu masih terlihat hingga awal 2021 ini,” tutur Exwil.
Dia menjelaskan, untuk prospek daya beli mobil bekas di Riau tahun 2021 besar kemungkinan akan pulih, setelah selama setahun dihantam pandemi Covid-19. Diantara faktor pendukungnya masih pada sikap optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi yang ditopang oleh vaksin, dan harga sawit masyarakat.
“Tapi risikonya akan terjadi kenaikan harga, sehingga membuat para pengusaha jual beli mobil bekas harus merevisi kembali daftar profit margin mereka,” ungkap Exwil. (bpc2)