BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat bahwa pertumbuhan penduduk Riau dalam 10 tahun terakhir masih terpusat di Ibu Kota Provinsi Riau yakni Pekanbaru.
Menurut Kepala BPS Provinsi Riau Misparuddin, data tersebut berdasarkan hasil Sensus Penduduk yang dilakukan BPS pada 2020 lalu. “ Riau dengan luas daratan Provinsi Riau sebesar 87,02 ribu kilometer persegi, maka kepadatan penduduk Provinsi Riau sebanyak 73 jiwa per kilometer persegi,” tuturnya, Jumat, 22 Januari 2021.
Dia menambahkan, angka ini meningkat dari hasil sensus penduduk pada 2000 yang mencatat kepadatan penduduk Provinsi Riau sebanyak 45 jiwa per kilometer persegi dan hasil sensus penduduk 2010 yang mencapai 64 jiwa per kilometer persegi.
“Sebaran penduduk Provinsi Riau masih terkonsentrasi di Kota Pekanbaru. Meskipun luas geografis hanya sebesar 0,73 persen wilayah Provinsi Riau, namun Kota Pekanbaru dihuni oleh 0,98 juta jiwa atau 15,38 persen penduduk Provinsi Riau,” ungkapnya.
Misparuddin berujar, sebaran penduduk terbesar kedua terdapat di Kabupaten Kampar dengan jumlah penduduk sebanyak 0,84 juta jiwa (13,16 persen). Sementara Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kota Dumai mempunyai sebaran penduduk di bawah 5 persen penduduk Provinsi Riau.
BPS Provinsi Riau telah memaparkan penambahan jumlah penduduk di Riau hingga 855,72 ribu jiwa dalam kurun waktu 10 tahun atau satu dekade belakangan ini. berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan pada bulan September 2020 lalu jumlah penduduk Provinsi Riau terus mengalami peningkatan.
“Hasil SP (Sensus Penduduk 2020) dibandingkan dengan SP 2010 memperlihatkan penambahan jumlah penduduk sebanyak 855,72 ribu jiwa atau rata-rata sebanyak 85,57 ribu setiap tahun,” jelasnya dalam penyampaian resmi, Jumat, 22 Januari.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2010-2020), laju pertumbuhan penduduk Provinsi Riau sebesar 1,40% rata-rata per tahun. Terdapat perlambatan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,18% jika dibandingkan dengan Laju Pertumbuhan Penduduk pada periode 2000-2010 yang sebesar 3,58%.
Misparuddin menjelaskan, perlambatan LPP pada periode 2010-2020 dibandingkan dengan dasawarsa sebelumnya dikarenakan meningkatnya daya tarik migrasi penduduk ke Provinsi Riau di periode 2000-2010, di antaranya pembukaan lahan perkebunan karet dan kelapa sawit secara masif serta tersedianya lowongan pekerjaan dari berbagai sektor ekonomi antara lain sektor pertambangan minyak dan gas bumi, industri pengolahan dan perkebunan.
Sementara pada periode 2010-2020, migrasi penduduk ke Provinsi Riau mengalami penurunan dibandingkan dekade sebelumnya. Dalam periode ini terjadi fenomena penutupan dan pengalihan lokasi beberapa perusahaan besar.
“Pada periode ini juga terjadi alih fungsi perkebunan karet menjadi perkebunan sawit yang mengakibatkan pengurangan jumlah tenaga kerja,” jelasnya.
Selanjutnya, ujar Misparuddin, rencana alih operasi blok rokan dari PT. Chevron Pacific Indonesia pada tahun 2021 juga turut menyumbang perlambatan laju pertumbuhan penduduk.
“Khusus untuk daerah perkotaan, pandemi Covid-19 mengakibatkan banyaknya lokasi kos-kosan/kontrakan mahasiswa perguruan tinggi yang ditinggalkan penghuni ke daerah asalnya,” ungkapnya. (bpc2)