BERTUAHPOS.COM – Edwar Sanger punya pengalaman yang tak bakal dia lupakan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau ini masih ingat saat-saat bagaimana dia harus mencukur kumis kesayangannya, di awal tahun 2017 lalu.
Pria yang lahir di Air Molek, pada 12 Februari 1961 ini menceritakan pada 2015 asap di Riau begitu pekat akibat Karhutla. Semua memandang buruk terhadap Riau. Bahkan hubungan internasional juga sempat terusik akibat asap.
Jangan lewatkan kisah unik dan menginspirasi lainnya klik di sini
Di masa itu, kepemimpinan Arsyadjuliandi Rachman sebagai Gubernur Riau, memerintahkan agar penanganan asap dilakukan semaksimal mungkin dengan tergat sepanjang 2016 Riau bebas asap.
Upaya sudah dilakukan, namun masalah penanganan asap dan Karhutla tidak sebatas mampu mengandalkan tenaga manusia. Edwar lalu mengikrar nazar di posko Karhutla, bahwa jika 2016 asap sirna, maka kumis kesangan pun, dicukur habis.
Melunasi utang janji itu, Edwar kemudian membuat sebuah postingan di akun sosial media.
Assalamualaikum rekan2 Satgas Karhutla……Setelah 18 Tahun Riau terpapar asap….Alhamdulillah Th 2016 telah kita lewati dg tanpa kabut asap….Sesuai janji dan nazar yg telah di ucapkan waktu diposko tempo hari pd hari ini saya penuhi janji dan nazar tsb dg mencukur habis kumis andalan saya setelah 16 tahun tdk pernah sy cukur habis…..Semoga Th 2017 kita dapat lebih baik baik lagi dari tahun2 sebelumnya…Tetap semangat dan kita pertahankan Riau Bebas Asap….Salam Tangguh.
“Semua mengenang itu kan,” katanya. “Bukan bermaksud apa-apa. Saya berfikir waktu itu bahwa masalah asap dan Karhutla menjadi tantangan besar bagi OPD yang saya pimpin. Kami hanya bekerja keras menghapus mimpi buruk masyarakat selama 18 tahun dilanda asap ketika itu.”
Sesuai namanya, Edwar Sanger, kesan sanger memang terlihat dari kumis hitamnya yang tebal, tanpa jenggot sedikitpun. Kesangeran itu memang dapat dari penampilan dan perawakan wajahnya yang tegas dan keras. Namun sejatinya watak Edwar tidaknya sesanger itu.
Dalam keseharian bersama dengan pejabat lainnya dia lebih banyak bercanda dan tertawa. Termasuk jika dikerumuni awak media, walau dijejal dengan ragam pertanyaan membingungkan, Edwar tetap bisa mencairkan suasana.
Nazar mencukur kumis memang tidak disebutkan ke publik, dan diketahui setelah kumis baplang itu hilang. Wajar pula kalau ayah 3 anak ini merasa canggung dengan penampilan baru itu. Sebab kumis kesayangan ini dipelihara selama 16 tahun dan sudah menjadi identitas bagi sang Kalaksa.
Tahun 2016 Riau bebas asap. Kondisi itu berlanjut ke tahun setelahnya 2017, hingga 2018. Luasan Karhutla berhasil ditekan. Asap menghilang seiring dengan tumbuh kembali kumis baplangnya.
Usai Rapat Koordinasi Penetapan Status Siaga Karhutla 2020 di Balai Pauh Janggi, Gedung Daerah, Jalan di Ponegoro, Pekanbaru, pada Selasa malam, 11 Februari 2020, bertuahpos kembali mengingatkan Edwar pada masa dia bernazar dulu. Dia tertawa melepas geli dan membayangkan bagaimana kumisnya bisa hilang akibat asap.
Lalu, bertuahpos.com kembali melempar guyon, apakah Edwar Sanger masih berani mencukur kumis untuk asap tahun 2020 ini? “Siapa takut,” jawabnya singkat. (bpc3)
Profil Singkat Edwar Sanger
TTL: Air Molek,12 Februari 1961
Istri : Hj. Indah Prasetyowatie.
Anak;
1. dr. nastiti hemas MayangSari
2. Putri Halimah Maharani S.H
3. NAFISA AZ ZAHRA
Riwayat pendidikan:
1. SD N 14 PEKANBARU
2. SMP N 2 PEKANBARU.
3. SMA N 2 PEKANBARU.
4. S.1 FAK. HUKUM UII YOGYA.
5. S.2 ILMU PEMERINTAHAN FAK. SOSPOL UNRI
Riwayat pekerjaan:
1. STAF Setwan
2. Ajudan sorripto
3. Kabag pro soripto
4. Kabag rt
5. Kabag hukum amdal
6. Kabag Protokol
7. Kabid pemuda dispora
8. Kabid udara hub
9. Kepala Biro pelengkapan
10. Staf Dinas Kesehatan
11. Sekretaris perternakan
12. Kabid pengarusutamaan gender Bpmkb
13. Kabid Olahraga dispora
14. Kalaksa BPBD
15. Plt Walikota Pekanbaru