Dia adalah Gubernur Riau terlama. Kegemarannya terhadap hal-hal kecil sangat dekat dengan Budaya Melayu, Riau. Dia pernah dinobat sebagai satu dari 10 orang berbusana terbaik tingkat nasional. Makanan ringan kegemarannya adalah bubur kacang hijau buatan sang ibu. Siapa dia?
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pada Rabu, 11 November 2020 pagi, sekitar pukul 06.30 WIB, sebuah jalan protokol yang membentang panjang di Pekanbaru itu, mulai ramai dilintasi kendaraan. Seperti biasa, warga mulai beraktifitas di jalan raya, hilir mudik silih berganti. Di sepanjang jalan ini berdiri bangunan-bangunan megah perkantoran, kafe dan lainnya. Jalan dua jalur itu diberi nama Arifin Achmad.
Di minggu pertama November 2020, sekitar pukul 13.30 WIB, Bertuahpos.com duduk di sebuah ruang tamu, di depan ruangan Direktur Utama di lantai dua sebuah rumah sakit. Siang itu semua orang terlihat sibuk, para pegawai, pasien, perawat dan dokter kembali fokus dengan pekerjaan mereka usai istirahat siang. Gedung bertingkat ini diberi nama RSUD Arifin Achmad.
Arifin Achmad sudah sangat familiar di telinga warga Riau, terutama di ibu kota provinsi. Namun tidak banyak yang tahu, siapa dia, apa kesukaannya, dan alasan mengapa namanya disematkan pada jalan dan bangunan rumah sakit itu. Dia adalah Gubernur Riau ketiga, sekaligus menyandang sebagai gubernur Riau terlama (1966-1978).
Ketika menjadi Gubernur Riau, Arifin Achmad sangat menjaga penampilannya. Dia selalu hadir dengan pakaian rapi, baik dalam sebuah acara formal, ataupun di hari-hari biasa.
“Dia adalah pejabat yang selalu berpakaian rapi dan necis. Warna baju yang dia pilih selalu cocok dengan kulitnya. Tak heran jika dia terpilih satu dari sepuluh orang yang berbusana terbaik di tingkat nasional kala itu,” seperti dikutip dari Buku: Tragedi Riau Menegakkan Demokrasi: Peristiwa 2 September 1985.
Sebenarnya, ada beberapa bangunan yang lebih fenomenal dari RSUD dan nama jalan di Pekanbaru itu. Jembatan panjang di Rantau Berangin Kampar, Jembatan Siak, Kantor Gubernur Riau, hingga Hadirnya Universitas Riau (UNRI), cukup menjadi bukti keberadaannya sebagai pemimpin daerah di masa Orde Baru.
“Brigjen Arifin Achmad adalah figur berparas tampan, gagah, berwibawa dan disiplin. Dia membangun Riau dengan menjadikan adat sebagai tiang utamanya,” kata Gubernur Riau dalam sebuah artikel: Gubri Sebut Alm Arifin Achmad Figur yang Gagah dan Disiplin (terbit: 8 Agustus 2020).
Ungkapan itu sejurus dengan pernyataan Arifin Achmad sendiri ketika dirinya masih menjabat sebagai Gubernur Riau. ‘Jangan sekali-kali kita jadikan tradisi itu hal yang biasa.’
Sebenarnya, ada banyak hal-hal kecil yang merekatkan hubungan kebatinan antara Arifin Achmad dengan Riau. Keponakannya bernama Sofyan Zainal menuturkan, hal-hal kecil yang dia sukai sangat identik dengan daerah ini. Bukan berarti dia menafikan produk budaya dari daerah lain. “Tapi kalau didengarkan dekat telinganya musik Melayu, beliau berkata: ‘Ini baru musik’,” ungkapnya.
Dalam Riwayat Hidup Singkat Almarhum Tuan Brigjen TNI (Purn) H Arifin Achmad — lamriau.id (terbit: 6 September 2020), Keponakannya yang lain bernama Khairul Zainal mengatakan, makanan ringan kegemaran sang mendiang adalah bubur kacang hijau. Apalagi kalau makanan itu dibuat oleh Ibunya sendiri Hj Cik Binti Taher. Arifin Achmad tidak akan sungkan ‘merengek’ kepada ibunya meminta untuk dibuatkan bubur kacang hijau. Ibunya paham betul bumbu apa dan bagaimana jenis bubur kacang hijau kesukaan buah hatinya itu.
***
Sebelum menjadi Gubernur, Arifin Achmad merupakan anggota TNI berpangkat Brigjen. Dia juga menorehkan sejarah penting, sebagai putra Riau pertama yang menjabat sebagai Gubernur Riau. Posisi sebagai Gubernur Riau, pada prinsipnya bukan sepenuhnya atas dasar kehendak pribadi, melainkan keinginan kekuatan Angkatan 66 Riau dan Orde Baru, tak lama setelah jatuhnya Orde Lama.
Posisinya berhasil menggeser Kolonel Kaharuddin Nasution yang ketika itu dianggap sangat peduli dengan Riau. Saat itu, Arifin Achmad adalah satu-satunya perwira tinggi militer dati TNI Angkatan Darat asal Riau.
Seiring berjalannya waktu, dengan pengalamannya memimpin Riau dalam kurun waktu tergolong lama, dia selalu dijadikan tempat bertanya, setiap kali ada sosok lain yang ingin maju menjadi Gubernur Riau. Setidaknya dia bisa memberi penilaian, apakah orang yang akan maju, dianggap cocok untuk memimpin Riau, atau tidak. Dia juga tidak sungkan memberikan saran jika memang sosok itu dianggap kurang pas. (bpc2)