BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Gubernur Riau Syamsuar mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada siapapun petugas di RSUD Arifin Achmad yang tak becus bekerja dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Hal ini diungkapkan Syamsuar kepada wartawan usai menggelar apel di rumah sakit itu, Senin, 31 Oktober 2022 di Pekanbaru.
“Kalau memang ada petugas yang bermain-main akan ada sanksi. (Sanksi) bisa saja pencopotan atau turun pangkat sesuai dengan tingkat kesalahannya,” tuturnya.
Sebelumnya Keluarga pasien yang berobat di RSUD Arifin Achmad (AA) mengamuk, Sabtu malam 29 Oktober 2022. Kemarahan keluarga pasien memuncak setelah petugas rumah sakit menyebut tidak memiliki stok alat untuk pengecekan darah.
Kerabat pasien, Maria menceritakan, korban membutuhkan darah untuk penyakit kanker. Darah yang dibutuhkan yakni darah trombosit yang harus digunakan dalam lima hari sebelum kadaluarsa.
Maria menyebutkan, awalnya dia mendapat jawaban dari Pihak RSUD Arifin Achmad, untuk stok darah tidak ada. Lalu pihak keluarga pasien diminta mencari donor darah dan didapatlah dari anggota Brimob Polda Riau hingga masyarakat dan beberapa wartawan. Akhirnya darah terkumpul hingga 20 kantong.
“Setengah jam setelah diminta, kita sebar langsung datang mereka. Semua ramai mau donor darah. Tiba-tiba darahnya dipermainkan sama orang RSUD ini,” kata Maria kepada sejumlah wartawan di RSUD Arifin Achmad.
Direktur RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, drg Wan Fajriatul Mamunnah salahkan petugas bank daerah buntut dari keluarga pasien yang sebelumnya mengamuk kepada petugas di rumah sakit daerah milik Pemprov Riau itu.
Wan berkilah kalau kesalahan itu ada pada petugasnya yang tidak bekerja secara profesional. “Kejadian malam Minggu kemarin yang tak kami harapkan, kemarin itu sebenarnya kondisinya tidak sesuai dengan apa yang ada ya. Permasalahanya bukan reagennya kosong, reagen ada tapi terbatas karena ada kendala distributor,” kata Wan kepada wartawan, Senin, 31 Oktober 2022.
Dia menyebut, keterangan yang diberikan petugas kepada pihak keluarga pasien memang tidak sesuai dengan menyebut reagen kosong. Padahal kondisi sebenarnya stok reagen memang terbatas. “Mis-nya ada di petugas bank darah,” katanya anak mantan Gubernur Riau, Wan Abu Bakar itu.
Wan mengaku pada saat kejadian dirinya belum berada di lokasi. Peristiwa itu diketahuinya dari laporan petugasnya. Petugas sendiri dinilai salah karena tidak menanyakan ke bagian pengadaan. Selain itu, tidak menyampaikan informasi dengan baik kepada pasien.***