BERTUAHPOS.COM, Banyak yang kecewa begitu iPhone 5C diperkenalkan pada 10 September lalu. Pasalnya, sebelum perangkat ini resmi diumumkan, iPhone 5C diprediksi bakal menjadi smartphoneversi “murah” dari Apple. Kenyataan yang terjadi justru sebaliknya.
Namun, Apple memang tidak menjanjikan bakal merilis iPhone versi ramah kantong. Dalam wawancara dengan Bloomberg Businessweek, CEO Apple Tim Cook menegaskan bahwa pihaknya tak pernah berencana menjual smartphon murah.
“Tujuan utama kami adalah menjual ponsel bagus dan memberikan pengalaman hebat, dan kami menemukan cara untuk melakukan itu dengan biaya yang lebih rendah,” ujar Cook.
Di mata penerus almarhum Steve Jobs ini, industri mobile terpecah menjadi dua. Satu bagian berkompetisi menawarkan harga semurah-murahnya, sementara yang lain tetap bercokol di segmen atas.Â
“Selalu ada segmen ‘sampah’ (ponsel murah) di pasaran, kami tidak bermain di bisnis ‘sampah,” lanjut Cook, seraya menambahkan bahwa perang harga selalu terjadi di industri elektronik konsumen semacam smartphone, PC, bahkan player DVD atau VCR.Â
Menurut Cook, para pemain di tingkat high-end dari industri smartphone menjustifikasi tingginya harga lewat nilai lebih yang tinggi pula bagi pembeli. “Ada segmen di pasaran yang memang menginginkan produk yang bisa memenuhi kebutuhan mereka, dan saya berusaha keras untuk merangkul para konsumen itu.”
BMW dan Mercedes
Sikap Cook menanggapi skeptisisme—karena Apple tak mau melebarkan pasar ke segmen menengah lewat iPhone murah—terhadap perusahaannya itu sebenarnya serupa dengan pendirian Steve Jobs ketika masih memimpin Apple dulu.
Suatu ketika pada 2004, Steve Jobs pernah mengatakan bahwa pangsa pasar Apple saat itu masih lebih besar dibanding market share BMW atau Mercedes di industri otomotif. “Memangnya salah kalau menjadi semacam BMW atau Mercedes?” tanya Jobs.
Kini, enam tahun setelah kemunculan perdana iPhone, Apple berhadapan dengan raksasa-raksasa semacam Samsung, Google-Motorola, dan Nokia yang bakal segera menjadi bagian dari Microsoft. Belum lagi serbuan para pesaing baru yang menanjak dengan cepat, seperti Xiaomi dari China dan Micromax dari India.
Apakah pilihan Apple ngotot bertahan di segmen atas merupakan strategi tepat ataukah hanya menunda kejatuhan? Hanya waktu yang bisa menjawab. (kompas.com)