BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sukses adalah impian semua orang. Menjadi sukses merupakan hak setiap orang. Masalahnya, sukses butuh proses dan tidak semua orang mau menjalani itu.
Jika hari ini Anda sudah memantapkan hati bahwa Anda suatu saat nanti akan menjadi orang sukses, maka mulailah mengevaluasi diri.
Keberhasilan Anda di masa depan sangat ditentukan dari apa yang Anda lakukan saat ini. Itu sudah menjadi hukumnya.
Mengutip dari Instagram @tips.bisnis, ada 6 hal yang membuat seseorang tidak pernah mencapai kesuksesan yang didambanya. Simak ya, berikut ini penjelasannya:
Selalu ingin gaul dan tak mau ketinggalan tren.
Ini adalah kebiasaan buruk yang harus dihindari. Kebiasaan seperti ini cenderung akan membuat Anda menjadi seseorang yang boros. Padahal salah satu kunci sukses, Anda harus panda memanajemen keuangan dengan baik.
Party terus tiap akhir pekan.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan hura-hura tentunya hanya untuk kesenangan sesaat. Cara orang sukses berfikir bahwa segala sesuatu harus dilakukan berdasarkan pertimbangan matang. Ada banyak faktor memang yang menyebabkan mengapa orang-orang lebih cenderung mengedepankan kesenangan sesaat, salah satunya dibentuk oleh lingkungan. Namun bisa dipastikan orang-orang dalam golongan ini akan terhambat kesuksesannya.
Buang-buang duit untuk hal yang tidak penting.
Selalu ikut dengan perkembangan gadget terbaru. Selalu tampil necis dengan barang-barang mahal, atau nongkrong di tempat-tempat berkelas. Ini semua merupakan hal yang sia-sia. Mulai sekarang, belajarlah untuk berfikir lebih baik. Mengeluarkan uang sebaiknya dilakukan untuk hal-hal yang bernilai investasi.
Gonta-ganti gadget tidak termasuk berinvestasi, sebab nilainya akan terus turun seinring dengan tingginya kenaikan invlasi. Jika kita beli smartphone dengan harga Rp10 juta, bisa saja dalam jangka waktu 6 bulan atau 1 tahun kedepan harga akan turun. Tapi kalau kita membeli emas, kemungkinan besar harganya akan terus naik. Mulai sekarang, berhentilah buang-buang duit.
Malas-malasan dalam bekerja.
Jika Anda salah seorang penganut yang meyakini bahwa uang harus dicari dan diusahakan, maka jangan harap itu bisa didapat dengan cara bermalas-malasan.
Analoginya seperti ini, anggaplah Anda adalah seseorang mengambil job paruh waktu — pekerja freelance. Anda punya skill yang mumpuni di bidang Anda. Sementara Anda tidak pernah keluar kamar untuk memberitahu orang atau berjumpa dengan calon klien untuk membicarakan tentang skill Anda, apakah mungkin Anda akan dapat job?
Ingat, sukses itu harus diawali dengan usaha, dan menghargai setiap proses. Sukses hanya bunga tidur bagi orang-orang yang malas.
Ngomel terus.
Orang seperti ini sulit untuk sukses. Orang sukses cenderung menjaga sikapnya, karena dia berpikir bahwa dirinya adalah sebuah aset yang sangat berharga. Inilah mengapa kebanyakan orang awam menganggap bahwa orang-orang besar cenderung dihargai dan dihormati.
Jika semua orang berhak untuk suskes, maka orang yang suka ngomel juga punya kesempatan sesukses? Iya, benar. Karena watak itu bisa diubah. Islam juga membenarkan tentang hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kalau memang kaum itu tidak mau mengubahnya.
Jika Anda ingin sukses, maka mulailah mengubah watak Anda. Jangan anti kritik, tapi terus mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik dengan kritikan itu. Orang yang terbiasa dan terbuka menerima kritikan, artinya dia punya kesempatan besar untuk memperbaiki diri, sebab kekurangan terhadap dirinya akan lebih cepat diketahui.
Inilah bedanya dengan orang yang tidak bisa dikritik. Sebab sudah menjadi watau umum manusia, sulit mengetahui kekurangan diri sendiri, dan itu bisa kita dapat dari kritikan orang lain.
Tidak berani melakukan hal baru.
Maka Anda harus siap untuk gagal. Kecenderungan orang-orang yang berhasil meraih kesuksesan adalah mereka yang dianggap “menyimpang” dari kebanyakan. Ada banyak contoh orang-orang seperti ini di dunia, bahkan di Indonesia.
Keluar dari zona nyaman bukan berarti kita tidak mengikuti apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Melainkan sikap itu semata-mata untuk menjadikan diri kita untuk lebih baik. Bukankah Rasulullah SAW juga melakukan itu dengan beberapa kali berhijrah? Ada banyak contoh dari para sahabat nabi yang melakukan ini, dan hasilnya mereka mendapatkan hal yang lebih baik.
Semoga bermanfaat…
(bpc3)