BERTUAHPOS.COM, Piala Dunia, perayaan sepak bola akbar yang selalu ditunggu oleh masyarakat dunia. Â Kehadiran Piala Dunia menjadi magnet bagi semua orang khususnya negara peserta turnamen tersebut. Namun belum banyak yang membahas Piala Dunia dari sisi ekonomi. Sebuah turnamen besar yang menyita banyak perhatian dunia, pasti berdampak di sektor ekonomi.
Piala Dunia menjadi turnamen yang paling menyerap banyak biaya besar dalam penyelenggaraannya. Berbagai fasilitas seperti stadion, tempat latihan, markas timnas, dan fasilitas transportasi dan akomodasi menjadi syarat yang harus disiapkan penyelenggara.
Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014, Juni-Juli ini. Diperkirakan gelaran itu akan sedikit memberikan dampak positif bagi ekonomi Negeri Samba, tapi tak cukup untuk mengatasi berbagai masalah yang ada. Untuk Piala Dunia 2014 Brasil kali ini menjadi Piala Dunia yang paling besar memakan anggaran sebesar 25,6 miliar Reais Brasil atau Rp 115 triliun, tiga kali lipat dari Piala Dunia di Afrika Selatan dan Jerman.
Pemerintah Brasil telah menghabiskan sekitar US$ 11,5 miliar (Rp 115 triliun) untuk membangun stadion-stadion sepakbola yang baru, sarana transportasi, dan bandara. Pemerintah menyebutkan ini merupakan investasi karena Piala Dunia bisa membawa keuntungan ekonomi yang sangat besar.
Namun, banyak masyarakat yang skeptis akan hal ini. Ribuan orang melakukan protes dan turun ke jalan sepanjang Piala Konfederasi tahun lalu. Beberapa dari mereka kesal dengan pemborosan uang untuk pagelaran olahraga yang mengorbankan anggaran jaring pengaman sosial.
Ekonomi Brazil tengah mengalami masa kelam dalam beberapa kuartal terakhir. Pekerjanya tidak produktif, belum lagi pembangunan infrastruktur berjalan lambat. Inflasi yang tinggi di Brasil harus memaksa bank sentral menaikan suku bunga acuan beberapa kali. Lembaga pemeringkat Standard and Poors’s juga telah memangkas peringkat utang pemerintah Brasil menjadi hanya satu tingkat di atas junk bond. Indeks pasar saham Brasil Bovespa pun anjlok lebih dari 7% tahun lalu.
Dengan biaya yang begitu besar, pemerintah Brasil tentu berharap Piala Dunia 2014 nanti berdampak kepada perekonomian secara jangka panjang. Biaya pengeluaran jelas tidak akan tertutupi selama turnamen berlangsung. Tetapi Pemerintah Brasil yakin bahwa Piala Dunia dapat menarik jumlah pariwisata negaranya di masa mendatang sama seperti di Piala Dunia sebelumnya.
Dampak yang paling cepat terasa mungkin adalah menggeliatnya sektor-sektor kecil seperti penjualan pernak pernik, industri makanan, dan asesoris selama turnamen berlangsung. Sektor pariwisata juga menjadi terkena dampak dengan adanya pengunjung yang menginap di sebagian hotel Brasil.
Lembaga pemeringkat Moody’s Investor Services sepakat dengan keraguan masyarakat Brasil mengenai pernyataan bahwa Piala Dunia bisa memajukan ekonomi. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan tidak seberapa dibandingkan ekonomi Brasil yang mencapai US$ 2 triliun (Rp 20 ribu triliun), dan keuntungannya pun hanya akan berlangsung sekejap.
Berkaca pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan lalu, sebelumnya semua orang mengira Afrika Selatan (Afsel) tidak akan sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. Secara ekonomi, Afsel dinilai belum mampu menyelenggarakan turnamen sebesar Piala Dunia. Biaya yang harus dikeluarkan oleh Afsel dinilai dipaksakan mengingat kondisi rakyat Afsel masih dibawah garis kemiskinan.
Pada Piala Dunia 2010, seperti dikutip Goal, pemerintah Afsel menghabiskan dana sebesar 40 miliar Rand atau Rp 42,5 triliun untuk stadion, infrastruktur transportasi, dan perbaikan bandara. Meskipun biaya besar, namun setelahnya dampak besar dirasakan rakyat Afsel dari turnamen itu.
Data dari salah satu akuntan publik dunia KPMG menyebut selama turnamen Piala Dunia berlangsung mampu memberikan kontribusi sekitar 0,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Afrika Selatan. Piala Dunia juga mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi sekitar 4-6 persen dalam triwulanan negara itu.
Tingkat pariwisata juga mengalami kenaikan sebesar 20 persen lebih tinggi daripada hari biasanya pada tahun itu. Peningkatan juga terjadi di sektor Industri makanan dan minuman yang naik 10,4 persen dibandingkan 2009. Restoran sebesar 14,4 persen, penjual makanan 9 persen, bar 20,5 persen, ritel 7,4 persen dan sektor pendapatan lainnya sekitar 28,5 persen. Piala Dunia juga menarik lebih dari 1,4 juta pengunjung selama turnamen berlangsung.
Sedangkan pada Piala Dunia 2006 di Jerman, Piala Dunia mampu mengangkat PDB sebesar 0,2 persen dengan menarik 2-3 juta pengunjung ke Jerman. Biaya yang dikeluarkan pada Piala Dunia 2006 di Jerman sebesar 3,5 miliar Euro atau sebesar Rp 55 triliun.
Menjelang Piala Dunia, seperti dikutip media Brasil, tarif hotel di Rio de Janeiro secara keseluruhan rata-rata 1.077 reais atau Rp 1,5 juta per malam yang sudah mengalami kenaikan 100 persen. Pemerintah Brasil menargetkan sekitar tiga juta wisatawan domestik dan 600 ribu wisatawan asing.
Dari segi penjualan tiket untuk piala dunia per 13 Maret 2014, jumlah tiket keseluruhan yang terjual sebanyak 2,5 juta tiket. Sebanyak 2,3 juta telah terjual pada fase pertama, sedangkan fase kedua masih tetap dibuka hingga 1 April mendatang di situs resmi FIFA. Sampai saat ini ada beberapa nama kenamaan seperti Adidas, Coca Cola, Pabrikan Mobil Hyundai Emirates, Sony, dan Visa yang telah menjadi partnership Piala Dunia 2014.(Vibisnews)
Â