BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kehadiran sebuah koperasi idelanya memiliki visi jelas untuk mensejahterakan setiap anggota yang tergabung dalam koperasi itu. Masalah yang acap kali hadir dalam organisasi itu disebabkan tidak adanya tujuan yang jelas dari dibentuknya sebuah koperasi. Sehingga arah pergerakan organisasi itu sama seali tidak memberikan dampak terhadap anggotanya.
Penting untuk menjadi catatan bahwa dalam mengatur usaha dari badan koperasi hendaknya bukan pengurus. Melainkan ditunjuk orang profesional yang memang mengerti dengan sistem mengelola usaha dan dibayar atau digaji secara profesional oleh pihak koperasi.
Hal itu dilakukan agar setiap usaha yang dimiliki oleh koperasi bisa berjalan dan memperoleh keuntungan besar, supaya setiap anggota yang berada dalam koperasi mendapat ketungan dari pembagian hasil setiap tahunnya.
“Idealnya memang harus ada manajer usaha yang mengelola. Jangan dipaksakan pengurus koperasi juga memegang tanggungjawab sebagai menejer usaha,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Riau, Dahrius Husein kepada bertuahpos.com, Sabtu (25/06/2016).
Dia nelihat selama ini masih banyak pengurus koperasi ikut terlibat penuh dalam pengelolaan usaha. Hal tersebut diyakini akan membuat para pengelola tidak akan mampu mengatur secara baik manajemen usaha, dan manajemen organisasinya.
Pengurus dalam hal ini hanya akan mengatur bagaimana keanggotaan dalam koperasi tersebut bisa memberikan peran aktif terhadap keanggotaannya. Agar setiap simpanan pokok dan simpanan wajib yang dibayarkan keanggotaan memberikan hasil yang maksimal untuk kesejahteraan anggota.
“Sistemnya digaji saja. Jadi, pihak koperasi harus memberikan wewenang penuh kepada menejer usaha untuk mengelola usaha koperasi, dengan beberikan target-terget tertentu. Lalu, evaluasi terus setiap pencapaian target setiap bulannya, dan dilaporkan dalam rapat akhir tahun,” tambahnya.
Membertuh sebuah sistem yang sehat dalam mengelola koparasi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain membutuhkan keseriusan dan keahlian khusus para pengelola koperasi dan anggota, perlu menguasai tentang sistem organisasi koperasi.
Dengan kata lain, agar kehadiran sebuah koparasi tidak serta merta untuk mendapatkan bantuan modal semata. Ada banyak koperasi, khususnya di Riau yang tidak jelas keberadaan dan tujuan berdirinya organisasi itu.
“SDM itu penting. Itulah yang menjadi penentu apakah sebuah koperasi akan berkembang atau tidak. Kalau asal bentuk saja hanya untuk mendapatkan modal atau kucuran dana tambahan dari pemerintah, itulah seperti banyak koperasi yang kita lihat sekarang ini,” tambahnya.
Penulis: Melba