BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pria berperawakan kurus tinggi itu bernama Muhammad Izuddin. Dia adalah santri di Yayasan Al Anshor, di Pekanbaru. Dia ikut menjual roti canai Malaysia dalam pergelaran Pekanbaru Expo yang sudah berlangsung sejak Sabtu malam kemarin.
Dia ke Pekanbaru dalam rangka pertukaran pelajar antar yayasan dari Malaysia. Sudah lima bulan di Pekanbaru. Hal yang paling berkesan baginya adalah jajanan batagor. “Di Malaysia tidak ada. Kalau bakso ada,” katanya kepada bertuahpos.com, Senin (30/05/2016).
Penampilannya yang khas mengundang pengunjung untuk singgah. Dia bersama teman-teman santri yang lain, mengenakan pakaian ala muslim timur tengah, dengan kopiah hitam bermotif agak tinggi.
Walau belum sempat mengelilingi Pekanbaru dan Riau secara keseluruhan, dia punya kesan tersendiri selama tinggal di Pekanbaru. Memang tidak banyak kesempatannya untuk menghabiskan waktu mengelilingi kota karena urusan studinya.
“Tapi saya sudah sampai ke Pasar Bawah. Kadang jalan-jalan, belanja untuk buah tangan,” ujarnya dengan logat negeri serumpun itu.
Dia belum pernah melihat Pekanbaru tengah berasap. Dia lebih memilih untuk tidak melihat. Sebab di tempatnya, kadang juga terjadi hal demikian.
Selain batagor, ada satu jenis makanan lagi yang membuat dia tercengang, es rumput laut. Kepada bertuahpos.com dia mengakui sungguh terkesan dengan beberapa jenis makanan di Pekanbaru. “Kalau es cendol banyak di Malaysia,” sambungnya, sambil memutar-mutar tepung canai pesanan pelanggan.
Selain soal makanan, ada hal lain yang juga membuat pengalamannya semakin bertambah. Kalau di Malaysia, jarak tempuh dari satu provinsi ke provinsi lain, paling lama hanya 8 jam. Dia kaget saat melakukan perjalanan dari Aceh ke Medan, dan dari Medan ke Pekanbaru.
“Jaraknya jauh-jauh. Saya sempat tidak yakin waktu di jalan dari Medan ke Pekanbaru. Awalnya saya tak yakin kalau Pekanbaru sejauh itu. Apalagi kalau drive-nya orang Medan. Tak bisa tidur awak,” ujarnya.
Muhammad Izuddin masih punya waktu sampai habis lebaran di Kota Bertuah. Dia masih ingin mengunjungi beberapa tempat lainnya di Pekanbaru. Walau tidak sempat singgah, Kantor Gubernur dan Pustaka Wilayah sudah sempat dia jambangi.
“Tempat yang paling selalu saya kunjungi, Alam Mayang. Hampir setiap hari libur,” katanya sambil tertawa.
Penulis: Melba