BERTUAHPOS.COM(BPC), BENGKALIS– Petani karet Kabupaten Bengkalis, terutama wilayah perdesaan beralih profesi demi memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam beberapa bulan terakhir ekonomi masyarakat kabupaten Bengkalis khususnya didaerah perdesaan yang mengandalkan hasil karet semakin terpuruk, mereka juga beramai-ramai beralih profesi demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Harga karet yang dulunya mencapai harga Rp 20.000/kilogram, kini turun menjadi Rp 5.000/kilogram, hal itu tentu saja membuat perekonomian masyarakat yang menjadikan karet sebagai penghasilan utamanya, semakin terpuruk.
Sebagaimana yang dikatakan Rozali (45) warga desa Ketam Putih kepada bertuahpos, selasa(22/3/16), “kami sebagai masyarakat yang berpenghasilan dari bertani karet , sudah sangat lama merasakan sulit akibat turunnya harga karet,â€ujarnya.
Rozali juga mengatakan, warga yang dulunya berprofesi sebagai petani karet, kini terpaksa berpindah menjadi kuli bangunan, demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Mirisnya lagi, disaat harga karet turun, harga sembako malah semakin naik.
( Baca:Harga Karet Jatuh, Pekebun Diminta Hati-hati dengan Rentenir)
” Jika mengandalkan hasil karet, mau makan apa anak istri saya, “tambahnya.
Hal serupa juga dialami masyarakat desa Sungai Tiram kecamatan Bantan, banyak warga yang memilih pergi ke Negeri jiran Malaysia untuk mencari pekerjaan,meskipun hasilnya tak seberapa tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Warga ramai-ramai beralih profesi dengan alasan, harga karet turun dan hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka juga tidak tahu kemana lagi harus mengadukan nasib mereka yang sudah sangat kesulitan ekonomi.
” Bila dulunya harga karet sempat membaik bahkan jadi primadona, kini membuat kami sengsara. Hasil menyadap yang kami dapat setiap pekannya, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga,” ucap salah seorang warga yang tidak mau namanya disebut.
Tidak hanya itu dampak turunya harga karet juga dirasakan oleh pengusaha kecil lainnya seperti penjual sembako .
Sebagaimana yang dirasakan Zaleha(45) pemilik kedai sembako, yang mengaku penghasilannya menurun 30%. Hal ini karena masyarakat yang biasa berbelanja dengan jumlah yang banyak kini mulai mengurangi pengeluaran untuk berbelanja, hal itu bertujuan untuk berhemat.
Hingga kini warga hanya bisa berharap, kepada Bupati Bengkalis Amril Mukminin yang baru menjabat, bisa mencarikan solusi agar masyarakat tidak hidup menderita akibat anjloknya harga karet,dan pemerintah juga bisa menaikkan kembali harga jual karet .
Penulis : Sifa