BERTUAHPOS.CM (BPC), PEKANBARU – Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Riau, Ismet Inono mengatakan bahwa untuk menjaga stabilitas ekonomi Riau tahun 2016, Provinsi Riau harus bisa kurangi ketergantungan impor.
Dia menyebutkan aktifitas ekspor dan impor yang harus terus dikontrol terutama kebutuhan pokok masyarakat, seperti beras dan minyak. Ismet meyakini kalau semua paket ekonomi yang digelontorkan pemerintah berjalan maksimal, maka diyakini ekonomi Riau yang terpuruk tahun ini akan bisa pulih.
“Bagusnya kita konsentrasi pembangunan kilang minyak. Kalau semua paket pemerintah itu jalan akan sangat positif dampaknya. Kami bisa membatu untuk pembiayaan jangka panjang,” katanya, Jumat (01/01/2016).
Untuk sementara ini, BI mencatat bahwa pergerakan fluktuasi rupiah memasuki awal tahun ini memang masih belum pada level yang diinginkan. Kata Ismet, titik keseimbangan diman dan suplai sudah mulai terlihat. Namun secara rill, dia menyebutkan masih ada defisit pada neraca pembayaran.
“Untuk pergerakan nilai tukar itu paling mudah kita lihat dari neraca pembayaran. Kalau ada defisit, itu tandanya ada kelebihan diman atau kelebihan valas. Kalau ekpor, kita mendapat devisa, sementara kalau impor kita membayar devisa keluar,” ujarnya.
Untuk sementara ini, menurut catatan BIÂ permintaan masyarakat terhadap dollar masih sangat kuat. Untuk mengantisipasi hal ini, salah satu caranyanya adalah, bagaimana pemerintah bisa melakukan penguatan ekonomi dalam negeri untuk mengurangi permintaan atau diman tersebut.
Salah satu cara yang bisa dilakukan yakni dengan menyegerakan berlangsungnya proyek serta kebijakan pemerintah, yang mendorong pada perbaikan ekonomi Riau. “Kita jangan berharap cepat lah. Pergerakannya itu tidak bisa instan, harus pelan-pelan dia,” sambung Ismet. (Melba)