BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemprov Riau begitu khawatir dengan wabah jembrana menyerang ternakan sapi jenis Bali di Riau tahun 2016 lalu, terulang kembali pada saat kurban tahun ini. Masalahnya diperkirakan sapi jenis ini tetap diminati masyarakat Riau untuk kurban.Â
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Askardiya R. Patrianov mengatakan sapi Bali jadi populer pasa saat kurban di Riau lantaran daging sapi jenis ini lebih banyak jika dibandingkan dengan sapi lain.Â
Baca:Â Estimasi Kebutuhan Sapi Kurban di Riau 29 Ribu Ekor
“Tapi risiko jembrana membuat kami sangat was-was. Artinya memang perlu pengawasan ketat terhadap pelaksanaan kurban tahun ini dan harus tertib,” katanya, Rabu, 15 Agustus 2018.Â
Langkah pengawasan ekstra terhadap prosesi kurban dilakukan untuk mengantisipasi ada sapi Bali dengan wabah jembrana ikut dipotong, apalagi sampai dikonsumsi oleh masyarakat. Kata Patrianov isntasi terkait di kabupaten/kota sudah dikirimi surat untuk melakukan pengawasan secara ketat.Â
Perlu diwaspadai wabah ini terhadap sapi Bali yang dijual oleh pedaganh tidak tetap di setiap daerah di Riau. Sejak wabah jembarana ini merebak, dia mengatakan, pihaknya bahkan sudah lama menutup plaza ternak di Kulim sampai kondisinya benar-benar steril.Â
“Tapi untuk pedagang tidak tetap yang jual sapi di pinggir jalan itu sangat dikhawatirkan. Kami sangat takut wabah itu menular dari penampungan di pinggir jalan,” sambungnya.Â
Diberitakan sebeluknya estimasi kebutuhan sapi kurban di Riau untuk Iduladha tahun ini sebanyak 29 ribu ekor. Perkiraan angka ini masih sama dengan tahun 2016 dan 2017 lalu.Â
“Tahun 2017 kami mengestimasikan sekitar 29 ribu ekor sapi dibutuhkan untuk pelaksanaan kurban di Riau, sama dengan angka kebutuhan sapi tahun 2016,” ujarnya. “Tapi ternyata realisasinya turun sampai 2 ribu ekor. Kami tidak tahu penyebabnya apa,” sambungnya.Â
Oleh sebab itu, dia menjelaskan, estimasi kebutuhan sapi 2018 masih sama dengan angka 2016 yakni 29 ribu ekor sapi. Namun realisasi angka pasti baru akan bisa diketahui setelah hari raya kurban. Perkiraan akhir Agustus angka pastinya sudah terlihat.Â
Dari 29 ribu ekor kebutuhan sapi kurban itu, kata dia, diperkirakan 4 ribu ekor bisa ditutupi oleh ketersediaan sapi lokal. Sedangkan selebihnya akan ditutupi suplai sapi dasi Lampung, Sumbar, Bekasi dan Nusa Tenggara Barat (NTB). “Paling banyak suplai dari Lampung,” sambungnya. (bpc3)