Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.
BERTUAHPOS.COM — Sebanyak 18 perusahaan beraset jumbo kini sedang menunggu antrean untuk masuk ke bursa saham, Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI mengumumkan perusahaan tersebut masuk dalam daftar penawaran umum perdana saham untuk initial public offering (IPO) hingga Jumat, 24 Januari 2025.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dari 18 perusahaan tersebut ada 17 perusahaan memiliki aset di atas Rp250 miliar.
“Sementara satu perusahaan berada dalam kategori aset menengah dengan nilai antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar,” ujarnya, Sabtu, 25 Januari 2025.
Sejauh ini, BEI mencatat delapan perusahaan telah resmi melantai di bursa pada 2025, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp3,7 triliun.
Dari 18 perusahaan yang tengah mengantre IPO, sektor consumer non-cyclicals — sektor industri yang memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa untuk kebutuhan primer atau fundamental — mendominasi dengan enam calon emiten.
Sementara itu, dua perusahaan berasal dari sektor basic materials — sektor yang bergerak dalam bidang penjualan barang dan jasa yang digunakan sebagai bahan baku oleh industri lain.
Satu perusahaan dari sektor consumer cyclicals — sektor perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa yang bersifat sekunder. Dua dari sektor energi, dan dua lagi dari sektor finansial.
Selain itu, terdapat dua perusahaan dari sektor kesehatan (healthcare), tiga dari sektor industri (industrials), serta satu dari sektor transportasi dan logistik. Adapun sektor infrastruktur, teknologi, serta properti dan real estate tidak memiliki perwakilan dalam pipeline IPO kali ini.
Selain IPO, BEI juga mencatat perkembangan signifikan di segmen efek bersifat utang dan sukuk (EBUS). Hingga 24 Januari 2025, telah terdapat delapan emisi EBUS dari tujuh penerbit, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp8,6 triliun. Selain itu, ada 18 emisi dari 14 penerbit EBUS yang masih berada dalam pipeline.
Namun, untuk rights issue, hingga saat ini belum ada perusahaan yang mencatatkan penerbitan. Meski begitu, terdapat tujuh perusahaan yang masuk pipeline rights issue per 24 Januari 2025.
***