BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Wakil Ketua DPD Sumbagut Asosiasi Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), Ibnu Mas’ud mengatakan banyak keberangkatan jemaah umroh yang tertunda akibat tidak siapnya fasilitas rekam biometrik di VFS TasHeel.
Akibatnya, pihak travel umroh harus mengalami kerugian akibat tertundanya keberangkatan jemaah ini. Kerugian ini terutama karena hotel dan pesawat yang sudah dibooking.
“Kalau keberangkatan jemaah banyak yang tertunda, ya kita rugi dong. Pesawat sudah booking, hotel sudah booking, jemaah belum bisa berangkat karena Visa Facility Service (VFS) TasHeel. Ini tak bisa, itu tak bisa. Jemaah jadi terlambat, dan tertunda berangkat,” ujar Ibnu saat dihubungi bertuahpos.com, Jumat 11 Januari 2019.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (PATUHI), Muharom Ahmad juga mengatakan bahwa setidaknya pihak travel rugi Rp30 miliar akibat diwajibkannya rekam biometrik VFS TasHeel.
“Kami memperkirakan setidaknya ada 2.000 jemaah yang tertunda keberangkatannya,” ungkapnya.Â
Dia menambahkan, soal penundaan keberangkatan ke tanah suci Mekah, kini pihak jemaah tidak mau ambil pusing sebab yang melakukan penangguhan bukan VFS Tasheel, melainkan pihak travel. Oleh sebab itu jemaah banyak yang ngotot minta diberangkatkan atau pihak travel mengembalikan uang mereka. “Dengan kebijakan ini banyak yang gagal berangkat,” ungkapnya.
Muharom sangat sayangkan pemerintah Arab Saudi mengubah aturan dengan kelengkapan data biometrik ini. Padahal, animo masyarakat untuk berangkat ke tanah Suci Mekkah tinggi-tingginya. Sementara itu kebijakan ini diberlakukan dengan kesan dipaksakan, sebab pihak VFS sendiri tidak siap. Sebelumnya rekam biometrik ini bisa dilakukan di Jeddah.
“Berdasarkan catatan PATUHI, jumlah kantor VFS Tasheel saat ini hanya 34 yang berada di beberapa ibu kota provinsi. Namun, belum sampai pada wilayah terpencil,” tambahnya. (bpc2)