BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Beberapa rider menunggang cekatan kuda jantan dan betina sembari wara-wiri di antara hutan jati jambon di sisi kiri persimpangan lampu merah flay over Mall SKA di Tambusai Ujung suatu pekan. Tempat ini sudah menjadi objek wisata berkuda di Pekanbaru.
“Ini kuda-kuda Wisata Dakwah Okura (WDO) 10 dari 23 ekor kita bawa ke sini. Asalnya ada dari Arab, Asutralia, dan Jerman,” kata Aldo Owner Power Horse, yang juga Ketua Pordasi Kota Pekanbaru itu pekan ketiga 2020 lalu.
“Dari Sumbar ada juga. Lalu 13 ekor lainnya di WDO, yang di sini untuk exhibition, pertandingan, dan untuk pembinaan atlet,” sambungnya.
Horse Power ini fokus memang difokuskan pada exhibition. Menonjolkan skill on horse. Seperti berkuda jumping, berkuda memanah, dan berkuda jarak jauh. Berada di tengah kota, mudah supaya diterima masyarakat.
Coach Aldo sensiri berlatar belakang arsitek. Setelah menamatkan Institut Sains Teknologi Nasional (ISTN) Yayasan Perguruan Cikini Jakarta tahun 2000 (angkatan 1994), di sempat bekerja di perusahaan Jepang, dan Australia.
Dia adalah seorang yang ambisius. Takdir Allah yang membawanya pulang ke Pekanbaru, padahal setamat SMA dia sudah merantai ke Pulau Jawa. Allah mempertemukan jodohnya di Riau, menikah dan menetap di Pekanbaru.
“Qadarullah saya disuruh pulang ke Riau, karena setamat SMA sudah ke Jawa. Lalu saya menikah di Riau. Orang tua, sebelum meninggal mengamanahkan buka pondok pesantren. Saya pun membuka pondok tahun 2004, lauching pada 2009, dan langsung terima murid,” kata Coach Aldo.
Nama pondok pesatrennya Darul Quran wa Sunnah Aldo mintakan dari Syekh Nursyaid asal Sudan. “Ya, artinya markasnya penghapal quran dan sunah,” sambungnya.
Salah satu yang menginspirasinya untuk membangun objek wisata berkuda di Pekanbaru ini, saat dia mendengar masukan dari Ustaz Abdul Somad.
“Hari ini miris sekali pondok pesantren olahraganya bola kaki, pimpong, dan sebagainya. Padahal nabi menyuruh ajarkanlah anakmu berkuda, memanah dan berenang, kenapa hal ini ditinggalkan? Kata UAS pada saya, kamu harus ambil olahraga ini, dan bawa ke Islam,” begitu ucap Aldo mengingat nasehat dari UAS. “Inilah misi kita.”
Setamat pesantren setingkat SMP itu, para santri di Ponpesnya sudah bisa bekerja, tapi disarankan tidak bekerja dulu. Karena semua cabang berkuda sudah mereka kuasai. Walau begitu, hampir seluruh kota di Indonesia minta pelatih dari sini.
Dibeberapa tempat di Pekanbaru dan Riau, justru guru dan pelatih dari Horse Power. Objek wisata berkuda di Pekanbaru ini sudah menjadi kiblatnya, soal ketangkasan berkuda. (bpc5)