BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Riau tidak masuk dalam daftar terbaik menurut pemerintah, dalam penanganan corona. Presiden Joko Widodo secara resmi telah mengemukakan ada 5 daerah terbaik. Yakni Yogyakarta, Bangka Belitung, Aceh, Gorontalo, dan Sumatera Barat.
Beberapa waktu lalu, Riau memang tercatat sebagai daerah dengan angka kesembuhan terbaik. Namun untuk mendapatkan ‘prestasi’ sebagai daerah penanganan corona terbaik oleh pusat, tidak semudah itu. “Ada beberapa indikator penilaiannya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir.
Jauh sebelum ini, Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi sudah menegaskan, bahwa jumlah terget uji swab di Riau cenderung menurun. Kabupaten dan kota di Riau sepertinya tak lagi seagresif dulu. Dalam sehari sampel swab yang diuji sangat jauh dari rata-rata standar maksimum.
“PCR yang kita punya sudah bisa melakukan uji sebanyak 1000 sampel dalam sehari, namun sampel yang diuji sangat jauh di bawah itu, bahkan ada yang tidak mencapai terget minimum. Padahal, ini sudah sama-sama kita ketahui, bahwa tergat nasional sekitar 30 ribu pengujian sampel sehari sebagai salah satu syarat new normal,” ungkapnya.
Mimi juga mengakui bahwa indikator ini, merupakan salah satu bagian yang belum bisa dipenuhi oleh Riau. Selanjutnya, upaya pemerintah daerah tidak lagi mengimbanu, tapi mendesak, agar setiap daerah di Riau bisa melakukan kegiatan swab massal untuk mencapai terget ini.
Semakin kesini, diakui Mimi, memang ada kecenderungan pengurangan pengiriman sampel untuk swab. Beberapa faktor yang menyebabkan hal itu, yakni ada ketakutan dari masyarakat untuk diswab. Faktor kedua, mereka cemas jika dinyatakan positif, siapa yang akan menafkahi keluarganya, dan faktor lainnya, perlu ketersediaan bahan habis pakai untuk keperluan sweb.
“Kami berharap kabupaten dan kota bisa menyediakan bahan habis pakai ini melalui penganggaran di daerah masing-masing. Sebab provinsi sudah menyediakan tenaga dan alat,” jelasnya.
Ideal Jumlah Sweb Menurut Ahli Epidemiologi
Sebenarnya, para Epidemiolog menilai target Presiden Joko Widodo agar tes PCR (polymerase chain reaction) berada di angka 30 ribu per hari, juga masih jauh dari standar minimum dalam memetakan skala wabah virus corona di Tenah Air.
Jika mengikuti acuan Badan Kesehatan Dunia WHO, yang ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk, jumlah minimal tes Indonesia adalah 270 ribu per minggu atau 54 ribu orang per hari. Ini idealnya.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan akan menjadikan tes PCR prioritas utama dalam melakukan pemeriksaan. Namun selama kapasitas untuk menunjang tes PCR belum terpenuhi maka pemerintah tetap akan melaksanakan rapid test. Jika merujuk pada terget yang ditetapkan oleh Jokowi saja, sebanya 30 ribu spesimen diuji dalam sehari, “Maka idealnya Riau harus menyumbang 1.000 pengujian melalui sweb dalam sehari,” kata Indra Yovi. (bpc2)