BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pemprov Riau menyatakan akan meminta pertanggungjawaban dari pihak Angkasa Pura (AP) II dan Kimia Farma terkait aktivitas rapid test di Bandara SSK II Pekanbaru.
Langkah ini dilakukan menyusul lolosnya satu pasien positif COVID-19 inisial ES (56) yang berhasil terbang ke Jakarta dari Pekanbaru menggunakan pesawat Lion Air.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, kedua belah pihak itu akan duduk satu meja dengan Pemprov Riau untuk memberikan penjelasan.
Rapat itu rencananya akan dilangsungkan hari ini, Rabu, 08 Juli 2020, sebagai bentu evaluasi terhadap penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19 di bandara.
“Kami akan duduk dengan Agkasa Pura dan Kimia Farma, dalam rangka evaluasi penanganan covid-19 khususnya di Bandara SSK II,” ujar Mimi Yuliani Nazir.
Jauh sebelum ini, Mimi, sebagai perwakilan dari Pemprov Riau sudah pernah mempertanyakan kepada pihak Kimia Farma atas dasar apa mereka membuka fasilitas penyedia jasa rapid tes di Bandara SSK II.
Mempertanyakan soal dasar itu sudah dilakukan jauh sebelum kasus adanya pasien positif COVID-19 lolos berangkat keluar daerah via jalur udara pada 05 Juni 2020 lalu.
“Dinas Kesehatan Provinsi Riau telah sempat mempertanyakan dasar Kimia Farma membuka pos untuk menggelar rapid tes covid-19 di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II,” kata Mimi.
Jika merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 Tahun 2010, pemeriksaan medis semisal penyelenggaraan rapid tes COVID-19, harus dilaksanakan oleh laboratorium. “Sarana pelayanan kesehatannya itu laboratorium, kalau dia tidak dilaksanakan di rumah sakit,” kata Mimi.
“Sebelum kasus ini saya sudah pernah manggil (Kimia Farma). Apa dasarnya mereka melakukan pemeriksaan di sana. Nah, informasinya ada MoU di Pusat antara Angkasa Pura dan Kimia Farma,” kata Mimi lagi.
Namun demikian, Mimi menegaskan bahwa seharusnya tindak lanjut dari Angkasa Pura dan Kimia Farma untuk membuka pos pemeriksaan rapid tes COVID-19 di Bandara SSK II, juga harus mendapat izin dari pemerintah daerah setempat, sebagai bentuk singkronisasi dan harus ada izin yang dikeluarkan oleh Pemda setempat, baik untuk laboratorium pratama, madya atau utama.
“Artinya harus ada kajian dari segi sarana, prasarana, alat-alatnya dan SDM-nya. Ini tidak ada, walaupun memang mereka itu sudah memiliki laboratorium namanya Laboratorium Klinik Kimi Farma.Tapi tidak boleh ada pos pembantu atau membuka di tempat lain,” tegas Mimi.
Orang Positif COVID-19 Lolos Terbang ke Jakarta
Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi pada Minggu, 05 Juli 2020 mengumumkan adanya seorang pria berusia 56 tahun terbang ke Jakarta dari Pekanbaru menggunakan pesawat Lion air. Diperkirakan waktu keberangkatan sekitar pukul 11.30 WIB.
Pria itu berinisial ES, yang merupakan warga di Kabupaten Rokan Hulu. Awalnya ES sudah melakukan rapid tes untuk melengkapi syarat keberangkatan ke luar kota. Hasil rapid tes terhadap ES reaktif, lalu dilakukan swab. Sambil menunggu hasil sweb keluar, dia diminta untuk melakukan isplasoandiri.
Namun dengan inisiatif sendiri, ES pergi ke Badara SSK II dan melakukan rapid tes dengan Fasilitas yang disediakan oleh Kimia Farma di bandara itu, hasil rapid tes terhadap ES non reaktif.
Berbekal surat keterangan itulah ES akhirnya berangkat dari Pekanbaru ke Jakarta. Namun ternyata hasil swab terhadap ES mengkonfirmasikan bahwa dia positif COVID-19.
Penelusuran Kepada Keluarga ES
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Riau akhirnya turun ke Kabupaten Rokan Hulu untuk melakukan pengecekan terhadap keluarga, terangga dan teman kerja ES, pada Selasa, 07 Juli 2020.
“Kami harus melakukan ini untuk mencegah penyebaran atau melacak COVID-19 yang mungkin saja ditularkan dari Tuan ES,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir.
”Kita ingin mengetahui kepada siapa tuan ES telah berkontak. Karena itu, upaya ini juga untuk melakukan pencegahan agar penyebarannya tidak semakin besar,” ungkap Mimi.
Penumpang Lion Air Ditracing
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau juga akan melakukan tracing terhadap 25 penumpang pesawat Lion Air dari Pekanbaru Jakarta. Para penumpang ini adalah mereka yang satu pesawat dengan ES pada 05 Juli 2020, pukul 11.30 WIB.
“Ada sekitar 25 orang penumpang yang akan ditracing. Semuanya berkebangsaan Indonesia, tidak ada warga negara asing. Namun kami belum mengetahui pasti alamat detailnya dan warga mana,” kata Mimi
Ia pun menjelaskan, bahwa 25 penumpang ini merupakan penumpang yang lokasi duduknya berdekatan dengan pasien positif Covid-19 ES tersebut. Yakni penumpang yang duduk di posisi depan, samping dan belakang ES.
Selain itu, Mimi juga menyarankan agar pihak Lion Air pun memeriksakan kesehatan para pramugari dan kru pesawat yang ikut dalam penerbangan bersama pasien positif tersebut.
“Sebaiknya yang merasa berangkat dengan penerbangan yang sama, baik itu pramugari dan kru pesawat, tolong diperiksakan kesehatannya supaya jelas. Agar semua aman, kita aman, keluarga aman dan orang lain pun aman,” ujarnya. (bpc2)