BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Sejumlah pusat perbelanjaan di Pekanbaru dalam 2 hari belakangan dijejali pengunjung. Ironisnya, melonjaknya jumlah kunjungan orang di pusat perbelanjaan ini terjadi di tengah pemerintah melarang warga berkerumun lantaran angka kasus positif Covid-19 Riau menanjak drastis.
Bertuahpos.com, melakukan beberapa kali peninjauan pada beberapa pusat perbelanjaan di Pekanbaru. Pada Sabtu siang, 1 Mei 2021, di Mal SKA sesaknya pengunjung terlihat jelas. Warga yang datang ke pusat perbelanjaan ini silih berganti.
Sesaknya pengunjung di pusat perbelanjaan ini juga terlihat dari luar, deretan kendaraan memenuhi lahan parkir, terlihat pula antrean kendaraan yang masih akan masuk. Bahkan, petugas mengarahkan kendaraan ke parkir di lantai atas baik roda 2 maupun roda 4.
Dalam mal terlihat lantai dasar, kerumunan orang juga terlihat pada beberapa tenant. dan paling. Menjelang sore intensitas pengunjung terpantau kian menurun.
Pada Minggu, 2 Mei 2021, hal yang sama juga terlihat. Bahkan sebelum mal dibuka, ratusan orang sudah mengantre di depan pintu masuk Mal SKA.
Di pintu masuk memang tersedia tempat cuci tangan dan alat cek suhu otomatis. Namun karena ramainya pengunjung yang akan masuk, terjadi penumpukan orang.
Di bagian dalam juga demikian, terutama di tenant-tenant yang menyediakan pakaian. Saat diamati, memang pengunjung yang datang mengenakan masker, namun tak sedikit pula pengunjung yang melepas masker mereka saat berada di dalam mal.
Sementara itu, tidak terlihat ada petugas yang patroli. Peringatan kepada pengunjung untuk mematuhi protokol kesehatan hanya dilakukan melalui pengeras suara.
Situasi yang sama juga terlihat di pusat perbelanjaan lainnya di Pekanbaru, seperti pasar Sukaramai Trade Center [STC] di Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru. Pada Minggu siang, 2 Mei 2021, ratusan pengunjung terlihat menunggu pusat perbelanjaan ini buka, lalu berhamburan masuk.
Kelalaian yang ditemukan hampir sama. Kecenderungan beberapa pengunjung melepas masker mereka saat berada di dalam area pasar. Termasuk, juga didapati beberapa tenant terjadi penumpukan orang, mereka terlihat sibuk memilih pakaian.
Sejauh ini belum ada pernyataan secara resmi dari Satgas Covid-19 Riau. Namun sebelumnya, Manajer Operasional STC Pekanbaru Nelson Manik menegaskan bahwa pihaknya telah mematuhi setiap ketentuan yang telah ditetapkan Satgas Covid-19. “Kami juga tak ingin ada PSBB kembali akibat kelalaian kita sendiri,” tuturnya.
Namun, sebelumnya, Polda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menegaskan bahwa setiap bentuk kerumunan harus dibubarkan. “Kami [Polda] Riau siap untuk membubarkan kerumunan yang berpotensi memunculkan klaster baru penyebaran Covid-19,” katanya, Sabtu, 1 Mei 2021.
Tingginya angka kasus positif corona di Riau harus menjadi atensi bersama. Sebab taruhannya adalah nyawa masyarakat. Oleh sebab itu, menurutnya, tak jadi soal jika kerumunan warga harus dibubarkan.
Upaya pendisiplinan, menurutnya, memang harus diperketat, karena tidak bisa menunggu warga sadar untuk patuh dan tertib pada protokol kesehatan.
Dia menambahkan, saat ini ada 661 personel yang diturunkan dari satuan Polri ke seluruh Riau untuk menjalankan penindakan pembubaran kerumunan warga. Terutama terhadap kegiatan-kegiatan yang tak jelas. Sebab, “Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” tuturnya.
“Artinya wajib bagi kami [institusi Polri] untuk menjaga agar seluruh warga tidak terpapar wabah apalagi beberapa wilayah berada pada kategori zona merah ini,” ucap Agung.
“Kami tidak melarang siapapun untuk berjualan. Kami sadar kalau itu menjadi urat nadi perekonomian mereka. Tapi kalau hanya duduk ngobrol dan nongkrong di lokasi jualan sangat berpotensi menyebabkan kerumunan,” tuturnya.
“Aktivitas di pasar tradisional tidak dilarang karena itu berbeda dengan duduk ngobrol. Di pasar orang belanja lalu pulang,” ungkapnya. (bpc2)