BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pernyataan ‘Neraka Jahanam’ yang dilontarkan Amien Rais kepada Presiden Joko Widodo [Jokowi] dalam pertemuan TP3 di Istana Negara mencuri banyak perhatian.
Pertemuan yang berlangsung singkat dengan Jokowi itu membahas tentang kasus HAM atas pembunuhan enam laskar EFI pada awal 2021 lalu.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung, ungkapan Amien Rais tentang Neraka Jahanam ke Jokowi tak lain adalah imajinasi penghukuman ‘dona dan neraka’, mengingat Amien Rais tidak lain adalah tokoh politik dan tokoh agama.
Pemerintah selalu melihat memberikan reaksi yang defensif terhadap Amien Rais. Selalu ada imajinasi penghukuman tentang dosa dan neraka,” ujar Rocky Gerung sebagaimana yang dikutip dari kanal Youtube Rocky Gerung Official yang diunggah pada 10 Maret 2021.
Rocky Gerung menilai bahwa Amien Rais pun mengerti dalam sisi publik yang selalu meminta klarifikasi bahkan penghukuman atas kejadian di KM 50 atau soal enam laskar FPI.
“Amien Rais mengerti energi publik yang tetap menuntut untuk klarifikasi, bahkan ada penghukuman di KM 50. Padahal itu adalah monumen yang akan diingat orang tentang keserakahan dan kebrutalan negara, jadi itulah kejahanaman yang diingatkan oleh Amien Rais,” Rocky Gerung.
Dia mengungkapkan, bahwa ke-jahanam-an negara sendiri salah satunya mengintai warga negara yang disebut dengan ‘Politik Jahanam’. “Negara yang terus menerus mengintai warga negaranya dengan alasan apapun itu yang disebut politik Jahanam,” Rocky Gerung.
Menurutnya, negara ‘memusuhi’ warga negara adalah bentuk ‘kejahaman’. Sebab itu, persepsi bahwa negara menganggap Amien Rais ‘bertanding’ untuk mendapatan kekuasaan, merupakan persepsi yang salah.
Rocky Gerung menilai bahwa sesungguhnya latar belakang dari pernyataan Amien Rais adalah bentuk pemikiran bangsa. “Dibelakang Amien Rais ada pikiran bangsa, dan kesetaraan bangsa harus dijadikan pondasi negara ini,” kata Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung, Amien Rais hanya mengingatkan bahwa satu sisi yang terlupakan oleh negara. “Amien Rais sebetulnya selalu ada dinalar publik, dia hanya ingin mengingatkan yang dilupakan negara,” pungkas Rocky Gerung. (bpc2)