BERTUAHPOS.COM — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengungkapkan dampak yang akan terjadi jika harga Bahan Bakar Minyak [BBM] jadi naik. Sebelumnya, pemerintah beberapa kali berikan sinyal terhadap rencana menaikkan harga BBM.
Dilansir dari detikcom, Rabu, 31 Agustus 2022, Margo mengungkapkan kenaikan harga BBM turun memberi imbas pada laju inflasi. Kondisi seperti itu, kata dia pernah terjadi di tahun 2005, di masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Di mana angka inflasi ketika itu pernah tembus 17% akibat pemerintah menaikkan harga bensin 32,6% dan Solar 27,3% pada bulan Maret. Kemudian pada bulan Oktober di tahun yang sama, harga bensin naik lagi 87,5% dan Solar 104,8%.
“Akibat kenaikan BBM itu karena digunakan hampir seluruh sektor,” katanya.
Oleh sebab itu, penting kiranya untuk mengendalikan harga energi ke depan agar tidak berdampak buruk terhadap kondisi inflasi
Imbas dari semua itu, kata dia, angka kemiskinan jug turut naik dari 15,97% pada 2005 menjadi 17,75% pada 2006 di mana jumlah orang miskin meningkat dari 35,1 juta jiwa menjadi 39,3 juta jiwa. Peningkatan jumlah orang miskin juga tercermin saat pemerintah menaikkan harga BBM pada 2013 dan 2014.
Pemerintah yang menaikkan harga BBM 2 tahun berturut-turut pada 2013 dan 2014 membuat laju inflasi tahunan saat itu mencapai 8,38% dan 8,36%.
“Kenapa dampak dari kenaikan harga BBM ini lebih rendah dari di tahun 2005? Karena di 2013-2014 kebijakan bansosnya sudah mulai bagus sehingga dampak dari inflasi bisa ditekan terutama pada golongan menengah dan rentan yang bawah diredam dengan bansos,” jelasnya.
Margo juga mengingatkan tingginya inflasi bisa menurunkan konsumsi rumah tangga yang sekarang jadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat inflasi tinggi pada 2005, konsumsi rumah tangga turun dari 4% menjadi 3,2%.
“Kalau ada inflasi tinggi kemudian menggerus pengeluaran rumah tangga, maka dampak besarnya adalah ke pertumbuhan ekonomi. Pelajarannya 2005 begitu inflasi tinggi, konsumsi rumah tangga yang 4% tinggal 3,2%. Demikian juga 2013-2014 konsumsi rumah tangga turun,” bebernya.***