BERTUAHPOS.COM — Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) merosot pada Senin, 17 Maret.
Penurunan ini akibat sentimen negatif dari peningkatan produksi, melemahnya ekspor, hingga lesunya permintaan global. Berdasarkan data BMD;
- Kontrak berjangka CPO April 2025 turun 89 Ringgit Malaysia menjadi 4.605 Ringgit Malaysia per ton.
- Kontrak Mei 2025 anjlok 110 Ringgit Malaysia ke level 4.466 Ringgit Malaysia per ton.
- Kontrak Juni 2025 melemah 108 Ringgit Malaysia menjadi 4.366 Ringgit Malaysia per ton.
- Kontrak berjangka CPO untuk Juli 2025 juga mengalami penurunan 109 Ringgit Malaysia, sehingga berada di 4.195 Ringgit Malaysia per ton.
- Kontrak Agustus 2025 terpangkas 112 Ringgit Malaysia menjadi 4.156 Ringgit Malaysia per ton.
Mengutip Bernama, analis pasar David Ng menyebut tekanan harga CPO dipicu oleh ekspektasi peningkatan produksi dan perlambatan ekspor dalam beberapa pekan ke depan.
Kelebihan pasokan serta meningkatnya daya saing minyak nabati lain yang lebih terjangkau membuat permintaan terhadap CPO cenderung melemah.
Produksi yang lebih tinggi ini diperkirakan akan berlangsung hingga kuartal ketiga tahun ini.
“Kami memperkirakan harga CPO akan menemukan level support di 4.300 Ringgit Malaysia per ton dan resistance di 4.510 Ringgit Malaysia per ton,” ujar David Ng.
Sepanjang Maret 2025, harga CPO diperkirakan bergerak di kisaran 4.400 – 4.600 Ringgit Malaysia per ton.
Persaingan dengan minyak kedelai yang lebih melimpah dan kompetitif di pasar global menjadi salah satu faktor yang menekan harga.
Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) menyatakan bahwa tingginya harga CPO dan keterbatasan pasokan ekspor berdampak pada konsumsi di pasar utama seperti India dan China dalam dua bulan pertama tahun ini.
“Stok minyak sawit Malaysia turun menjadi 1,51 juta ton pada Februari 2025, level terendah sejak April 2023. Sementara itu, produksi dari Januari hingga Februari tahun ini mencapai 2,42 juta ton, angka terendah dalam tiga tahun terakhir dibandingkan 2,66 juta ton pada 2024 dan 2,63 juta ton pada 2023,” tulis MPOC dalam laporannya.
Dengan tren penurunan harga ini, pelaku industri diharapkan terus memantau pergerakan pasar dan strategi ekspor guna menjaga stabilitas harga di tengah ketidakpastian global.
Sumber: Investor.id