BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Tewasnya seekor gajah terlatih bernama Rahman, kian menambah daftar panjang kasus kematian gajah di Sumatera untuk kepentingan bisnis.
Sebelum meninggal dunia, gajah itu ditemukan lemas dengan gading sebelah kiri sudah terpotong, hilang. Peristiwa ini terjadi di dalam kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, Riau.
Hal ini membuat banyak pihak yakin, bahwa kasus kejahatan terhadap satwa untuk mencuri gading—khususnya di Riau—masih belum bisa dihentikan.
Jumadi, sang pawang lah yang bertanggung jawab mengurus Rahman. Dia adalah gajah jinak dan terlatih. Pada Rabu pagi, 10 Januari 2024, seperti biasa, Jumadi akan melakukan rutinitasnya memindahkan ikatan tali gajah Rahman.
Berkali-kali dia memanggil gajah itu, sambil membawakan beberapa buah. Namun nihil respon. “Tak seperti biasanya,” kata Kepala TNTN, Heru Sutmantoro.
Jumadi terus saja mendekat ke lokasi semula gajah itu berada, di situlah didapati kondisi Rahman yang sudah lemas dengan gading di sebelah kirinya sudah terpotong dan hilang.
Jumadi lalu melaporkan kejadian tersebut kepada koordinator mahout, Ruswanto. Selanjutnya laporan diteruskan ke SPTN Wilayah I Lubuk Kembang Bunga.
Di lokasi kejadian, petugas tak menemukan barang atau jejak yang ditinggalkan pemburu untuk melumpuhkan gajah. “Kesimpulan sementara, diduga kuat gajah ini diracun sebelum dieksekusi,” sebutnya.
Petugas kesehatan dan dokter hewan yang didatangkan ke lokasi, melakukan berbagai upaya penangan. Rahman diberi obat pencahar menggunakan selang dari mulutnya.
Namun, upaya penyelamatan yang berlangsung dramatis itu masih nihil. Sekitar pukul 15.55 atau setelah 8 jam bertahan, Rahman meninggal dunia.
“Sekitar pukul 22.30 WIB, tim dokter hewan dari BBKSDA Riau tiba di lokasi hajah mati dan langsung melakukan tindakan nekropsi,” katanya.
Nasib nahas yang dialami Rahman menandakan bahwa kasus pencurian gading gajah mungkin tak akan berhenti. Apakah masih ada tempat aman bagi hewan bertubuh tambun itu?***