BERTUAHPOS.COM – Gubernur Riau, Abdul Wahid, mengusulkan pembangunan satu atau dua bendungan baru. Menurutnya, ini bisa jadi solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir tahunan di Riau.
Hal ini disampaikannya saat meninjau lokasi banjir di daerah Kampar Utara, Kabupaten Kampar, pada Senin, 3 Maret 2025. “Ini masih ide ya. Masih perlu didiskusikan lagi,” katanya kepada awak media, menjawab solusi jangka panjang masalag bencana banjir Riau.
Menurutnya, keberadaan bendungan tambahan dapat membantu mengendalikan debit air, dan mencegah meluapnya Sungai Kampar. Sejuah ini, akar masalahnya ada di situ.
Gubernur menyampaikan bahwa diskusi mengenai penanganan banjir masih terus dilakukan. Tetapi dia menilai perlu adanya solusi permanen agar permasalahan ini tidak terjadi setiap tahun.
“Kami masih adakan diskusi untuk mencari solusi jangka panjang agar banjir tidak terjadi setiap tahun. Ini berdampak ke banyak sektor dan daerah,” ujarnya.
Salah satu ide yang muncul dalam pembahasan adalah membangun bendungan baru. Gubernur menilai saat ini air yang mengalir ke PLTA Koto Panjang sering kali menumpuk dalam jumlah besar, sehingga ketika pintu air dibuka, Sungai Kampar meluap dan menyebabkan banjir di wilayah sekitarnya.
“Kalau kita punya 1 atau 2 bendungan lagi, air tidak akan menumpuk di PLTA Koto Panjang. Jika debit air tinggi dan pintu air harus dibuka, setidaknya dampaknya tidak akan sebesar sekarang,” jelasnya.
Menurutnya, dengan adanya bendungan tambahan, air dapat dialirkan ke tempat lain sebelum mencapai PLTA Koto Panjang. Dengan begitu, kapasitas penampungan air bisa lebih terkontrol, sehingga risiko banjir dapat ditekan secara signifikan.
Meski begitu, gagasan ini masih berada pada tahap awal. Gubernur menegaskan bahwa masih diperlukan pembahasan lebih lanjut dengan berbagai pihak untuk mencari solusi terbaik yang dapat diterapkan di lapangan.
“Ini masih sebatas ide, selanjutnya mungkin akan ada diskusi panjang untuk mempertimbangkan solusi lainnya,” tambahnya.
Banjir di Riau menjadi masalah yang berulang setiap tahunnya, terutama saat musim hujan dan ketika debit air di sungai-sungai besar meningkat. Pemerintah daerah terus berupaya mencari cara terbaik untuk mengatasi permasalahan ini agar tidak terus merugikan masyarakat dan sektor ekonomi di provinsi tersebut.***