BERTUAHPOS.COM — Perdana Menteri Pendudukan Israel, Benyamin Netanyahu yang sebelumnya sempat melontarkan peryataan bahwa pejuang Palestina melakukan tindakan lebih kejam di Gaza, dibantah oleh Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP).
Menurut Direktur YPSP di Indonesia, Dr. Ahed Abu Al-Atta, perlawanan yang dilakukan oleh pejuang Palestina, jauh mengedepankan hukum humaniter dalam perang ini.
“Pejuang Palestina di Gaza dan Hamas telah menantang Perdana Menteri Pendudukan Israel untuk memberikan bukti atas tuduhannya yang menyatakan bahwa Hamas dan pejuang Palestina telah melakukan pembunuhan anak-anak, pemenggalan kepala, dan pemerkosaan perempuan,” katanya.
Ahed menambahkan bahwa kejahatan dan tuduhan semacam itu hanya dilakukan oleh pihak pendudukan Zionis Israel. Bahkan, kata dia, ada ribuan bukti berupa foto, video, dan rekaman suara yang menunjukkan yang kejahatan perang dan pembantaian massal yang dilakukan oleh pendudukan Zionis Israel.
Dia menuding balik, bahwa cara yang dilakukan Netanyahu, hanya ingin membuat dunia mendustakan semua yang disaksikan secara langsung oleh jutaan mata di Palestina. Semua ini dilakukan tak lain agar kebohongan-kebohongan itu atas tuduhan itu, dibenarkan.
Ahed menyebut, sebelum Netanyahu, Presiden AS, Joe Biden lebih dulu mengungkapkan hal itu. Namun faktanya Gedung Putih mengoreksi bahwa baik Presiden Biden maupun pejabat Amerika lainnya tidak melihat gambar atau memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Komitmen dan kepatuhan pejuang Palestina ini, ungkap Ahed, sesuai dengan instruksi Komandan Pejuang Palestina, Muhammad Al-Dhaib, yang sejak awal dan secara tegas memberikan instruksi kepada prajurit-prajuritnya di lapangan untuk tidak membunuh anak-anak, perempuan, dan orang tua. “Instruksi ini terekam dalam ratusan rekaman video,” tuturnya.
Sebaliknya, kata Ahed, serangan Tentara Pendudukan Israel telah menyebabkan kerusakan luar biasa dan melanggar hukum humaniter dan aturan peperangan, termasuk penggunaan senjata yang terlarang secara internasional. Rumah-rumah dan menara pemukiman warga sipil dihancurkan, pasokan listrik dan bahan bakar terputus, dan kehidupan masyarakat Gaza terhenti.
Tercatat per 12 Oktober 2023, serangan Pendudukan Israel ke Jalur Gaza telah membunuh 1,537 warga Gaza, termasuk 500 anak-anak, 276 perempuan, dan 6,612 luka-luka, di antaranya 1,644 anak-anak dan 1,005 perempuan yang luka-luka dan menghancurkan ribuan unit perumahan beserta penghuninya, termasuk menghancurkan 20 masjid.
Adapun kejahatan lain Pendudukan Israel adalah serangan terus menargetkan tim medis, mobil ambulance, staf PBB, jurnalis, rumah sakit, dan lembaga pelayanan publik, yang telah mengakibatkan kematian puluhan orang.***